Jauhi Sikap Sombong Walau Seberat Dzarrah Sekalipun!

0

OPINI – Sikap sombong adalah salah satu sikap yang sangat dibenci dalam Islam. Sehingga ancamannya pun bagi orang yang sombong nggak bakalan masuk surga.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan seberat dzarrah” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91).

Dzarrah ada yang mengartikan debu dan ada pula yang mengartikan atom yaitu suatu benda terkecil yg ada di alam semesta ini.

BACA JUGA :

Bukan main-main, orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan walau hanya seberat dzarrah sekalipun, tidak bakalan bisa masuk surga. Astaghfirullah.

Yang dimaksud sombong dalam hadits itu bukanlah orang yang pakai baju bagus, sandal bagus dan tentu bukan juga orang yang punya mobil dan rumah bagus. Bukan itu kesombongan ! Karena Allah itu Tuhan Yang Maha Indah dan suka hal-hal yang bagus dan indah.

Dalam hadits itu disebutkan bahwa Kesombongan adalah :

بطر الحق وغمط الناس

Yaitu menolak kebenaran dan meremehkan sesama manusia.

Menolak Kebenaran
Kebenaran yang dimaksud disini adalah kebenaran yang datang dari Allah SWT dan Rasul-Nya,yakni yg ada dalam Alquran atau dalam Hadits.

Islam datang didunia ini untuk rahmat bagi semua, karenanya apapun yang diperintahkannya kita laksanakan dengan ikhlas karena Allah SWT. Begitupun larangannya kita jauhi semaksimal mungkin.

Dalam Al-Quran secara tegas menyeru orang-orang beriman untuk melaksanakan ajaran Islam secara menyeluruh, tanpa membeda-bedakan ajaran yang satu dengan ajaran yang lain. Allah ta’ala menegaskan :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208).

Apapun yg datang dari Allah SWT dan RasulNya Saw kita terima dengan sami’na waatha’na yakni kita perhatikan dan kita taati dengan ikhlas mengharap Ridha Allah SWT.

Simak dan renungkan firman Allah SWT betikut :

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَّلَا مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ ۗوَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِيْنًاۗ

“Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata”.( Q.S.Al-Ahzab 36).

Saat telah tampak jelas kebenaran dalam pandangannya, ayatnya jelas, hadisnya jelas, namun dia tetap saja enggan mengalahkan egonya, untuk tunduk pada kebenaran, inilah kesombongan.

Sering kita jumpai seseorang yang karena dengan alasan mempertahankan tradisi nenek moyangnya, padahal dia tau bahwa itu tidak sejalan dengan syariat, maka dia tetap menolak ajaran yg datang dari Allah SWT dan atau dari Rasulullah Saw. Dan inilah sikap takabbur atau sombong.

Jika seseorang mempunyai sikap sombong semacam ini,maka ancamannyapun tidak main-main yakni tidak masuk surga. Na’udzubillah mindzalik.

Meremehkan Sesama Manusia
Sikap kesombongan yang kedua adalah meremehkan sesama manusia. Baik berupa perkataan, perbuatan maupun tulisan di media sosial. Kerena, pada dasarnya manusia itu sama diciptakan oleh Allah SWT, laki-laki,perempuan, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling ta’ruf, yakni saling kenal-mengenal. Dan manusia yang termulia disisi Allah adalah yang paling bertaqwa (Q S. Alhujurat : 13).

Setelah ta’aruf kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk saling ta’awun yakni saling tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa, dan dilarang ta’awun dalam perbuatan dosa dan permusuhan (Q.S.Almaidah 2).

Di mata Allah, kita-kita ini sama. Tidak ada yang lebih mulia diantara kita : kiyai, ustadz, pejabat, rakyat dan apapun status sosialnya semuanya sama di sisi Allah SWT. Yang membedakannya hanyalah taqwanya kepada Allah SWT.

Jika kita merasa hebat dibandingkan orang lain inilah yang namanya takabbur atau sombong yang ancamannyapun tidak main-main yakni tidak masuk surga. Na’udzubillah mindzalik.

Sekali lagi, yuk kita jauhi sikap sombong, karena kesombongan ini walau sekecil ‘dzarrah’ sekalipun akan menghambat kita masuk surga.

Tidak Masuk Surga Selamanya?
Jika kita telisik dalam ayat Alquran maupun hadits bahwa orang yang kekal di neraka adalah orang yg musyrik atau kafir. Karena dosa syirik jika sampai mati tidak bertobat, tidak bakalan diampuni Allah dan dia kekal didalam neraka. Sebagaimana firman Allah SWT :

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni apa dosa di bawah syirik (dosa besar) bagi siapa yang Dia kehendaki. (QS. An-Nisa’ : 48)

“…Bagi siapa yang Dia kehendaki” menunjukkan bahwa, dosa yang levelnya di bawah syirik, yaitu dosa besar, kemudian dibawa mati; belum sempat ditaubati, nasib pelakunya di akhirat di bawah kehendak Allah. Artinya jika Allah berkehendak mengazabnya dulu, maka dia akan mampir di neraka. Namun jika berkehendak lain karena rahmat dan kasih sayangNya; dia diampuni dosanya dan langsung masuk surga.

Didalam hadits juga ditegaskan bahwa penduduk neraka yang masih punya iman walau sekecil biji sawi sekalipun akan dikeluarkan dari neraka untuk dimasukkan kedalam surga.

Dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أُخْرِجُوا مِنَ النَّارِ مَن كانَ في قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ إيمَانٍ

“Keluarlah dari neraka siapa saja yang dalam hatinya masih ada iman seberat biji sawi.” (HR. Bukhari, no. 22)

Inilah diantara yang mendasari akidah Ahlussunah terkait pelaku dosa besar selain dosa syirik. Dia mampir sementara di neraka, untuk dibersihkan dosanya. Kemudian jika telah tiba saatnya dia sudah pantas masuk surga, Allah akan masukkan dia ke dalam surga.

Atau dia berpeluang lain yang lebih beruntung, bisa jadi dengan kemurahan dan kasih sayang Allah, dia diampuni dosanya sehingga tidak perlu mampir di neraka, langsung masuk surga.

Dengan membagi seperti ini, terbantahkanlah akidah orang-orang Khawarij, yang memaknai ancaman pada hadis di atas dan yang semisalnya, sebagai ancaman kekal di neraka. Sehingga mereka mengkafirkan orang-orang mukmin yang melakukan dosa besar.

Wallahu a’lam Bishshawab.

Penulis : Abd. Mukti, S.Ag
Pemerhati Kehidupan Beragama.

Comments
Loading...