Pilpres di Depan Mata, Jangan karena Berbeda Pilihan Kita Saling Bermusuhan
Oleh: Eko Setyo Saputra
Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Kabupaten Tanjung Jabung Barat
OPINI – Tidak terasa pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024 sudah di depan mata. Terutama untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang rencananya akan dilaksanakan pada Rabu 14 Februari 2024.
Pemilihan ini menjadi kontestasi politik untuk memilih presiden baru menggantikan Joko Widodo yang purna tugas dari jabatannya setelah menjabat dua periode sebagai presiden dan tidak dapat mencalonkan diri lagi berdasarkan konstitusi.
Pemilihan umum ini akan dilaksanakan bersamaan dengan pemilihan umum anggota DPR RI, DPD RI, dan DPRD di seluruh Indonesia.
Sementara itu untuk pemilihan umum Kepala Daerah baru akan dilaksanakan pada Rabu 27 November 2024.
Pemilihan presiden ini menjadi tahap penting dalam sistem politik Indonesia yang melibatkan partai politik nasional dengan perwakilan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengusung pasangan calonnya.
Adapun Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden yang akan bertarung dalam kontestasi politik pada Pilpres 2024 adalah :
- Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (Kandidat dari Koalisi Perubahan)
- Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming (Kandidat dari Koalisi Indonesia Maju)
- Ganjar Pranowo – Mahfud MD (Kandidat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)
Berbeda Soal Pilihan Politik
Salah satu pilihan yang kerap menunjukkan kita berbeda adalah pilihan politik. Berbeda pilihan politik itu adalah sah dan tidak dilarang.
“Keabsahan berbeda dalam pilihan politik juga terkandung arti penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia untuk tidak selalu harus sama dalam memilih.
Kesalahan dalam mengartikan keberbedaan pilihan politik menjadi penyebab ketidaksukaan dan kebencian terhadap pemilih berbeda.
“Beda pendapat, beda pilihan itu hal biasa. Tetapi, jangan karena berbeda pilihan ini membuat kita saling bermusuhan.
Gara-gara berbeda pilihan, pertemanan jadi rusak. Jangan seperti itu. Itu namanya tidak bijaksana dan profesional dalam berpolitik.
Pilpres merupakan momen untuk mencari pemimpin. Bukan menjadi wadah untuk berpecah belah dan bermusuhan.
Pilpres juga jangan dijadikan ajang saling hujat menghujat. Apalagi menggunakan sarana media sosial sebagai wadah untuk menyebarkan informasi bohong, ujaran kebencian dan sebagainya.
Maka dari itu, santun dan bijaksanalah karena Pilpres bukan momen untuk saling bermusuhan. Berbeda itu hal yang biasa.
Gara-gara berbeda pilihan ini yang tadinya teman jadi bermusuhan, tidak bertegur sapa dan malah saling ribut. Bahkan, antara sesama keluarga juga bertengkar. Ini yang harus diperbaiki, biarlah berbeda pilihan.
Namun, jangan ciptakan permusuhan karena perbedaan. Jangan menghasut dengan memberikan informasi bohong. Kenapa meributkan perbedaan kalau kita bisa hidup rukun dan damai dalam sebuah kebhinekaan.
Pada hakikatnya meskipun kita berbeda-beda pilihan, kita bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan dalam sebuah kebhinekaan.
Semoga dalam pelaksanaan Pemilu nanti, kita selalu menggunakan azas pemilu (Luber dan Jurdil) yang dipegang teguh supaya tujuan Pemilu bisa tercapai.
“Salam damai, salam persatuan dan salam persaudaraan untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mari kita sambut Pemilihan Umum Tahun 2024 ini dengan Aman, Sejuk dan Damai.!!!