Ratusan Warga Provinsi Jambi yang Terafiliasi Kelompok NII Cabut Baiat dan Ikrar Setia kepada NKRI
Ratusan Warga Provinsi Jambi yang Terafiliasi Kelompok NII Cabut Baiat dan Ikrar Setia kepada NKRI
SERAMBIJAMBI.ID, JAMBI – Sebanyak 234 orang dari berbagai daerah di Provinsi Jambi yang diduga terafiliasi dengan kelompok Negara Islam Indonesia (NII) melakukan Cabut Baiat dan Ikrar Setia kepada NKRI.
Ikrar massal yang digelar di lapangan Polda Jambi pada Kamis (25/7/24) sekitar pukul 16.00 WIB itu dipimpin langsung oleh Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono, M.Si dan disaksikan serta dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Jambi, Danrem 042 Gapu, Forkopimda Provinsi Jambi, Anjak Tama Bidang Penindakan Densus 88, Kabinda Jambi, Bupati dan Walikota Se-Provinsi Jambi, PJU dan Polres Jajaran Polda Jambi serta tamu dan undangan lainnya.
Pencabutan Baiat dan Ikrar Setia NKRI massal ratusan orang yang terafiliasi NII ini menjadi sejarah tersendiri bagi Polda Jambi. Pasalnya, ratusan orang yang melalukan ikrar itu berasal dari berbagai kalangan.
Ada yang PNS/ASN hingga masyarakat biasa. Diantara dari mereka ada anaknya yang belajar atau mondok di Ponpes Al-Zaitun.
Seperti diketahui, banyak warga Jambi yang terafiliasi dengan kelompok NII terungkap dari hasil identifikasi yang dilakukan Densus 88 Anti Teror berkolaborasi dengan Polda Jambi dan Pemprov Jambi serta Pemerintah Kabupaten Kota.
NII merupakan organisasi terlarang, berdasarkan Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris (DTTOT) Nomor: 12/Pen.Pid/2023/PN.Jkt/Pst tanggal 14 November 2023.
Awalnya gerakan ini dipelopori oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo pada tahun 1949 di kawasan Jawa Barat.
Tujuannya, adalah mendidikan negara Islam di Indonesia. Ideologi ini dengan cepat menyebar ke berbagai wilayah, termasuk Provinsi Jambi.
Di Jambi sendiri, kelompok NII ini sendiri mulai berkembang dari tahun 1987 dibawa oleh Muthasor Harbi yang merupakan Dewan Imamah NII.
Dengan adanya kelompok NII di Jambi ini, memberikan pelajaran berharga pada kita semua tentang pentingnya dialog, toleransi, dan kerjasama seluruh stakeholder.
Ini sangat penting, untuk menjaga kamtibmas di Provinsi Jambi melalui pendekatan persuasif tanpa melakukan penegakan hukum.
Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono dalam sambutanya menegaskan tentang pentingnya setia kepada NKRI.
“Setia kepada NKRI bukanlah sekedar sebuah slogan, melainkan sebuah komitmen yang mendalam dari setiap warga negara untuk menjaga persatuan, kesatuan, dan keutuhan bangsa di tengah dinamika yang terus berkembang, kebersamaan dalam keberagaman harus tetap menjadi pilar utama dalam menjaga keutuhan NKRI,” ujarnya
Setia kepada NKRI, lanjut Kapolda Jambi, juga merupakan bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah gugur demi kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia.
Mereka telah mengorbankan segalanya demi masa depan bangsa ini, dan tugas kita adalah meneruskan perjuangan para pahlawan dengan menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai pancasila untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Melalui kegiatan ini, mari kita perkuat komitmen kita untuk tetap setia kepada NKRI dalam segala kondisi dan situasi. Persatuan dan kesatuan adalah kekuatan terbesar kita sebagai bangsa, dan dengan menjaga kesetiaan kepada NKRI, kita dapat bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” tuturnya
Sementara itu, Anjak Tama Bidang Penindakan Densus 88 Anti Teror Polri, Brigjen Pol Drs. Torik Tryono, M.Si dalam kesempatannya menyampaikan bahwa kegiatan ini salah satu upaya Pemerintah dalam rangka menanamkan rasa cinta kepada NKRI dan memperluas wawasan kebangsaan, sesuai dengan UUD ayat 1 yang berbunyi Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
“Dengan adanya pengucapan ikrar ini, diharapkan kepada para mantan kelompok NII untuk tidak menjalankan syariat yang bertentangan dengan ajaran agama Islam dan dapat lebih menanamkan rasa cinta kepada NKRI,” ucapnya
Perlu diketahui bersama, lanjut Brigjen Pol Torik, faksi atau kelompok NII yang berada di Provinsi Jambi yaitu KW 9 dan MYT dimana dibawa pertama kali di wilayah Koto Lolo Sulak Kabupaten Kerinci.
Kami juga mengimbau kepada seluruh yang hadir disini untuk mengajak kembali keluarga sanak saudara bagi rekan-rekan yang belum kembali ke NKRI.
“Setiap orang memiliki masa lalu, tetapi masa depan harus kita kejar untuk selamat dunia akhirat,” imbuhnya (SJ)