Ini Penjelasan Pihak PT TJS Terkait Ekspedisi Pengangkutan Kernel Sawit di Pelabuhan Samudera

0

Ini Penjelasan Pihak PT TJS Terkait Ekspedisi Pengangkutan Kernel Sawit di Pelabuhan Samudera

SERAMBIJAMBI.ID, TANJAB TIMUR – Pihak manajemen perusahaan pemilik kernel atau biji sawit, PT. Tumbuh Jaya Sentosa (TJS) angkat bicara terkait aksi belasan sopir dump truck di Kabupaten Tanjab Timur (Tanjabtim) Provinsi Jambi, yang menggelar aksi menyetop armada truk fuso atau tronton PT Karya Putra Satya (KPS) yang bergerak di bidang ekspedisi angkutan darat pada Minggu (01/03/20) kemarin.

Mario, selaku Bagian Legal Officer PT. Tumbuh Jaya Sentosa (TJS) yang kantor pusatnya berada di Bandar Lampung saat dihubungi serambijambi.id melalui telepon selulernya, Senin (2/3/20) menjelaskan, PT. TJS ini sudah hampir tiga tahun terakhir berada di Jambi. Kami disini kerjanya memang trading kernel atau biji sawit. Kami awal pertama kali kerja itu langsung di Pelabuhan Samudera.

“Ceritanya itu memang pertama kali perusahaan untuk bongkar muat dan angkutan itu kami menggunakan perusahaan jasa ekspedisi CV Kava Biro Samudera (KBS) hingga berjalannya waktu ada beberapa kendala dan problem yang kami alami bersama CV. KBS. Setelah tiga bulan yang lalu CV. KBS itu akhirnya mengundurkan diri.

Karena KBS mengundurkan diri, kami akhirnya membuka tender baru untuk angkutan ini. Tender baru ini kemudian dimenangkan oleh PT. Karya Putra Satya (KPS). Kami membuat beberapa syarat kepada PT. KPS, sehingga PT. KPS tidak menggunakan truk kecil (dump truk, red).

BACA JUGA :

Salah satu syaratnya kenapa kami ganti truk kecil dengan truk besar (truk tronton, red) adalah kami mengalami problem di beban biaya dan beban penyusutan barang.

“Kami telah menganalisa problem di lapangan, sehingga kami mendapatkan saran dari PT. KPS bahwa terjadi penyusutan barang itu dikarenakan oleh penggunaan mobil. Dengan menggunakan truk kecil dengan muatan 8 ton, susut barang kami sangat besar, hal itu dikarenakan oleh Tara mobil dan solar.

Sedangkan, kami bongkar dengan truk besar sudah tiga bulan ini berjalan susut barang kami sangat kecil. Sehingga perusahaan kami ketika menggunakan truk kecil itu kerugian yang ditimbulkan lebih besar. “Itu menjadi alasan utama kenapa kami menggunakan truk besar,” ungkapnya.

Kami pun sebagai perusahaan, semenjak berjalan selam tiga tahun ini ada beberapa yang kami analisa, pertama adalah eksistensi biaya, biaya kami sangat besar ketika menggunakan truk kecil dan yang kedua permasalahan di harga sawit, sawit di tahun-tahun ini harganya anjlok sehingga kami harus menurunkan ongkos angkutan, dan saat itu CV. KBS mengundurkan diri, sehingga PT. KPS yang sanggup melakukannya itu, tapi dengan truk besar.

“PT. KPS sanggup dengan truk besar, karena dengan truk besar susutnya rendah dan ongkosnya pun masih bisa ditekan (lebih murah, red),” tambahnya

Sebelumnya, kami telah beberapa kali melakukan mediasi dengan mereka (sopir dump truk, red), dari pihak PT KPS sudah melakukan mediasi dan beberapa perwakilan dari mereka sudah bertemu dengan kami. Namun, mereka tidak mau mengerti. Dan mereka tetap memaksa untuk memakai jasa mereka, sedangkan perusahaan mempunyai hitung-hitungan tentang biaya, tentang cost, tentang kerugian. “Kami dipaksa kerja, tapi rugi, kami tidak bisa seperti itu.

Bukannya kami tidak mau mempekerjakan mereka, kalau mereka punya mobil besar (truk tronton, red), kalau mereka mau narik, gak apa-apa ikut. Yang kami permasalahan itu masalah eksistensi biaya dan kerugian yang timbul ketika kami menggunakan mobil kecil.

“Bukannya kami diskriminatif dan semena-mena sama mereka, memang ini untuk eksistensi biaya kami dan untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan oleh pengguna truk kecil,” katanya

Untuk diketahui, yang bergabung di PT TJS ini juga banyak, contoh di Pelabuhan Samudera, dulu pelabuhan Samudera kan sepi, sekarang sudah cukup ramai karena kami yang pertama kali merintis disana, buruh-buruh disana ada pekerjaan sekarang dan warga warga di sana pun kami libatkan, terus nanti bongkarnya di Bohok Jambi, disana pun ada banyak buruh, ada sopir-sopir lagi yang lain.

Jadi, disini banyak kepentingan, banyak yang bergantung hidup di PT TJS. Kalau misalnya mereka hanya berpikir tentang mereka kami tidak bisa, ini kan kepentingan orang banyak harus kami dahulukan dari kepentingan mereka,” tandasnya

BERITA TERKAIT : Belasan Sopir Dump Truk Stop Truk Tronton Pengangkut Karnel di Pelabuhan Samudera, Ada Apa Ya

Diberitakan sebelumnya, belasan sopir dump truk pada Minggu (01/03/20) kemarin melakukan aksi menyetop armada truk fuso atau tronton PT Karya Putra Satya (KPS) di simpang 3 Pelabuhan Samudera, Kelurahan Singkep, Kecamatan Muara Sabak Barat.

“Belasan sopir itu menuntut agar angkutan lokal di Tanjabtim ikut dilibatkan dan diberdayakan dalam pengangkutan kernel atau biji kelapa sawit milik PT. TJS yang melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Muara Sabak PT. Pelindo II Cabang Jambi, atau yang lebih dikenal dengan Pelabuhan Samudera. (Rano/SJ)

Comments
Loading...