Miris, Pasca 73 Tahun RI Merdeka, Begini Kondisi Rumah Peninggalan Pejuang Sekarang

0

SERAMBIJAMBI.ID, TANJAB BARAT – Rumah nenek Sainah (83) menjadi saksi bisu perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

“Rumah nenek Sainah (83), yang dahulu semasa perjuangan digunakan sebagai basis logistik dan dapur umum”

Nenek Sainah merupakan anak seorang pejuang yang bernama Mangun atau Haji Anang, yang bertempat tinggal di Parit Gantung, Dusun Bahagia, RT 09 Desa Tungkal I, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Meskipun merupakan bagian dari sejarah, rumah tersebut sudah tidak layak huni lagi. Sebab rumah panggung tersebut sudah reot dan atap daun nipah tampak lapuk dan bolong-bolong.

Kondisinya sangat memprihatinkan dan nyaris roboh. Kendati demikian nenek 83 tahun tersebut masih menghuninya.

BACA JUGA :
“Rumah nenek Sainah (83), yang dahulu semasa perjuangan digunakan sebagai basis logistik dan dapur umum”

Padahal lokasi rumah tua itu memiliki jasa besar bagi perjuangn kemerdekaan di Tanjab Barat. Saat perjuangan kemerdekaan, Sainah bercerita rumah yang ditempati tersebut sebagai basis logistik dan dapur umum.

“Rumah nenek Sainah (83), yang dahulu semasa perjuangan digunakan sebagai basis logistik dan dapur umum”

Tak tanggung-tanggung, dari rumah itu untuk memenuhi kebutuhan ribuan pejuang yang ikut bertempur di Tanjung Jabung pada saat itu.

“Kondisi rumah nenek Sainah (83), yang dahulu semasa perjuangan digunakan sebagai basis logistik dan dapur umum”

Haji Siti Laminah (100) yang merupakan kerabat Sainah dan pelaku sejarah yang menyaksikan langsung perjuangan membenarkan bahwa di rumah tersebut menghidupi banyak pejuang.

“Rumah nenek Sainah (83), yang dahulu semasa perjuangan digunakan sebagai basis logistik dan dapur umum”

“Makan minum orang (pejuang) di sini. Bapaknya ini (Sainah) yang bikin. Kami orang Parit ini semua membantu,” ceritanya.

“Rumah nenek Sainah (83), yang dahulu semasa perjuangan digunakan sebagai basis logistik dan dapur umum”

Pada saat itu dalam sehari tiga kali memasak dan sekali memasak hingga tujuh cantang.

Bahkan, untuk yang makan di rumah almarhum Mangun itu bukan hanya pejuang dari sekitar Tanjab Barat, tapi juga dari Jambi dan tempat lainnya.

“Rumah nenek Sainah (83), yang dahulu semasa perjuangan digunakan sebagai basis logistik dan dapur umum”

Bagian dapur itu kini jadi tempat tidur, namun tak membuat Sainah nyaman. Sebab saat datang hujan selalu bocor.

Sainah menceritakan sudah banyak orang yang datang berkunjung dan berjaji akan membantu merehap rumahnya. Namun hingga saat ini tak kunjung terealisasi.

“Rumah nenek Sainah (83), yang dahulu semasa perjuangan digunakan sebagai basis logistik dan dapur umum”

Oleh karena itu dia berharap kepada pemerintah agar perhatian dengan kondisi rumahnya seperti akan rubuh tersebut.

“Mudah-mudahan dibantu pemerintah untuk gantikan rumah. Minta tolong mudah-mudahan dibantu,” harapnya.

TONTON VIDEONYA DISINI : 

 

Saat ini, Sainah hidup sebatangkara sejak di tinggal mediang suaminya. Ia harus bertahan hidup dengan tinggal di rumah bekas lokasi dapur umum pejuang kemerdekaan yang sebenarnya tak layak huni. (tim)

Comments
Loading...