Bicara di Forum Kapasitas Nasional Tahun 2021, PetroChina Ulas Pengalaman Membina UMKM

0

Bicara di Forum Kapasitas Nasional Tahun 2021, PetroChina Ulas Pengalaman Membina UMKM

 

SERAMBIJAMBI.ID, Jakarta – SKK Migas dan seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) termasuk di dalamnya PetroChina, terus meningkatkan implementasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dan sosialisasi pengembangan kapasitas nasional industri hulu migas, demi terciptanya multiplier effect bagi perekonomian nasional maupun daerah.

Dalam hal ini, SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) termasuk PetroChina menggelar Forum Kapasitas Nasional 2021 pada 21-22 Oktober 2021 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta dengan protokol kesehatan yang ketat.

Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid yang diisi dengan kegiatan conference dan exhibition, serta paparan para narasumber dari Kementerian dan Industri Penunjang Industri Hulu Migas, diantaranya Luhut Binsar Panjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Arifin Tasrif selaku Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Agung Gumiwang K. selaku Menteri Perindustrian, Bahlil Lahadalia selaku Menteri Investasi Indonesia/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Sugeng Suparwoto selaku Ketua Komisi VII DPR RI, Muhammad Yusuf Ateh selaku Kepala BPKP, dan Dwi Soetjipto selaku Kepala SKK Migas. Kegiatan ini turut menghadirkan sejumlah perwakilan UMKM. Salah satunya yakni UMKM binaan PetroChina, Kelompok Usaha Bersama (KUB) Haji Bangun Kopi Liberika Ajib.

 

Dalam acara ini, Vice President Supply Chain Management PetroChina, Gusminar, membagi pengalaman perusahaan membina UMKM di sekitar wilayah kerja Blok Jabung. Sementara itu, wirausahawan muda binaan PetroChina, M. Firdaus, bercerita tentang berbagai upaya membangkitkan usaha kopi lokal di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.

 

BACA JUGA :

Sebagai pemilik usaha Kopi Ajib, M. Firdaus bercerita tentang potensi peningkatan nilai tambah produk kopi lokal. M. Firdaus optimis Provinsi Jambi akan menjadi muara kopi semesta. Kelompok Usaha Bersama (KUB) Haji Bangun Kopi Liberika Ajib diketahui menjadi salah satu usaha yang mendapatkan dukungan dan pendampingan dari PetroChina International Jabung Ltd., yang berlokasi di Desa Sungai Terap.

KUB Haji Bangun turut berinisiasi untuk memperbaiki proses pasca panen, mulai dari upaya perbaikan dari sisi bahan baku hingga penanganan, untuk mengangkat nilai jual dari Kopi Liberika. Selain itu, pihaknya juga melaksanakan pendampingan terhadap petani yang didapuk menjadi penyuplai utama bahan baku, Kopi Liberika.

“Terima kasih kepada jajaran menteri yang hadir, perwakilan SKK Migas – PetroChina, serta para pelaku UMKM yang hadir. Saya sendiri melihat peluang dari Kopi Liberika, meski latar belakang saya sendiri bukan sarjana perkebunan. Saya melihat peluang untuk pengembangan kopi di hilir dan kafe mulai menjamur sejak tahun 2017. Kami melihat ada masalah di pasca panen, sehingga petani liberika tidak mendapatkan nilai tambah dari penjualan biji kopi. Alhamdulillah, kami mampu mengelola kopi di pasca panen dan melakukan pendampingan terhadap petani yang menjadi penyuplai utama bahan baku,” ujarnya.

Pada kesempatan ini, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, dan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengunjungi booth PetroChina, dan berbincang dengan M. Firdaus selaku wirausahawan muda binaan PetroChina, yakni pemilik usaha Kopi Ajib.

Pada pra event atau pengenalan Forum Kapasitas Nasional Tahun 2021, dipaparkan bahwa keberadaan industri hulu migas beserta penunjangnya hingga saat ini telah memberikan dukungan bagi kelangsungan industri lain terutama di masa pandemi Covid-19, dengan tidak menghentikan kegiatan selama pandemi namun tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat.

Dalam hal ini, industri hulu migas telah membantu pemerintah terhadap perputaran roda perekonomian nasional maupun daerah. Pada tahun 2020, kontribusi hulu migas dalam penerimaan negara mencapai Rp 122 Triliun, atau tercapai 144 persen dari target APBNP 2020. Hingga Agustus 2021, penerimaan negara dari sektor hulu migas sudah mencapai Rp 125 Triliun, atau 125 persen dari target 2021. Di tengah pandemi saat ini, industri hulu migas telah berkontribusi besar terhadap penerimaan negara yang membutuhkan banyak biaya untuk penanggulangan Covid-19 dan pemulihan ekonomi.

Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas, Erwin Suryadi mengaku optimis industri hulu migas masih dapat memberikan kontribusi sebesar puluhan triliun rupiah bagi penerimaan negara di kuartal ketiga tahun 2021.

Selain itu, industri migas juga telah berkontribusi bagi industri lain di tahun 2020-2021, dengan nilai keseluruhan kontrak mencapai USD 7,127 Miliar.

Sementara itu, menurut pengamat migas dari Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro menuturkan, industri hulu migas sangat berperan dalam melahirkan industri jasa dan penunjang nasional dalam lima tahun terakhir, karena adanya keterkaitan antara satu dan lainnya. Dengan adanya rencana produksi minyak dengan target 1 juta barel, peluang industri nasional untuk berperan aktif semakin besar.

“Ini peluang bagi industri penunjang migas, baik barang maupun jasa untuk dapat meningkatkan daya saingnya. Sementara bagi industri hulu migas, ini juga peluang untuk meningkatkan raihan TKDN dalam kegiatan-kegiatannya,” papar Komaidi.

Ia berharap, SKK Migas dan KKKS dapat terus melakukan pembinaan kepada industri dalam negeri agar mampu meningkatkan kompetensi dari aspek teknologi. Tidak hanya itu, dukungan insentif juga diperlukan agar industri yang baru dibangun dengan nilai depresiasi yang tinggi dapat bersaing.

Lebih lanjut, diulas pula bawa industri hulu migas telah berkontribusi terhadap roda perekonomian Indonesia, dengan bukti nyata pencapaian target komitmen TKDN 57% yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. (*)

 

Comments
Loading...