Jauhi Sifat Sombong!!, Kesombongan Adalah Penyakit Hati yang Paling Berbahaya

0

Jauhi Sifat Sombong!!, Kesombongan Adalah Penyakit Hati yang Paling Berbahaya

SERAMBIJAMBI.ID, OPINI – Sebagai alumni Ramadhan yang baik, sudah seyogyanya kita berperilaku yang baik, jangan sampai kita justru menjadi orang yang sombong, meremehkan orang lain, menganggap dirinya lebih hebat. Lebih hebat ilmunya, lebih hebat fisiknya, lebih hebat pangkat dan derajatnya dibandingkan dengan orang lain.

Kesombongan adalah penyakit hati yang paling berbahaya, karena dampak negatifnya bukan hanya dunia ini tapi juga sampai ke akhirat.

Kesombongan merupakan dosa pertama yang dilakukan oleh iblis la’natullah. Tatkala Iblis diperintahkan oleh Allah SWT untuk bersujud sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Adam As. Ia justru berkata “Aku lebih baik daripada Adam AS. (Q.S.Al-A’raf 12).

Perkataan Iblis itulah yang membuat Allah SWT murka kepadanya, sebab dalam perkataannya terdapat sifat sombong yang tak layak terdapat pada diri seorang makhluk.

BACA JUGA :

Salah satu bentuk kerugian bagi orang yang sombong adalah sebagaimana firman Allah SWT :

تِلْكَ الدَّارُ الْاٰخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِيْنَ لَا يُرِيْدُوْنَ عُلُوًّا فِى الْاَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۗوَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ

“Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS: Al-Qashas Ayat 83)

Allah SWT dalam ayat itu memberikan penjelasan bahwa kebahagiaan serta kenikmatan yang ada di akhirat disediakan untuk orang-orang yang tidak takabur, tidak menyombongkan diri, dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi dengan cara menganiaya makhluk hidup dan merusak lingkungan.

Ancaman terhadap kesombongan juga ditegaskan dalam hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91).

Bukan main ancaman terhadap orang yang sombong Walau hanya sebesar biji sawi sekalipun dalam hatinya ada sifat kesombongan, ancamannya tidak akan bisa masuk surga.

Dalam hadits diatas ukuran kesombongan bukan terletak pada indah atau baiknya sarana kehidupan seperti baju dan sandal, karena Allah adalah dzat yang indah dan suka kepada keindahan.

Dan berdasarkan hadits diatas bahwa kesombongan itu ada dua,yaitu sombong karena menolak kebenaran;dan sombong karena meremehkan sesama manusia.

Menolak Kebenaran

Yang dimaksudkan kebenaran dalam hadits tersebut adalah kebenaran yang datang dari Allah SWT (Alquran) dan kebenaran yang datang dari Rasulullah Saw (Al-hadits).

Kalau kita mengaku muslim konsekuensinya wajib beriman terhadap apa-apa yang difirmankan Allah dalam Al-Qur’an dan yang disabdakan Rasulullah Saw didalam haditsnya.Kalau tidak, berarti kufur atau kafir orangnya.Jadi,kita sebagai muslim jangan mengambil sebagian ajaran Islam dan membuang ajaran Islam yang lain.Hal ini sering kita perhatikan dari sebagian umat yang yang hanya beriman kepada hal-hal yang terkait masalah individu, sementara aspek sosial politik dan ekonomi mereka tinggalkan. Sehingga mereka benar-benar melaksanakan sekularisme agama. Dan disinilah penyebab terjadinya konflik antar sesama umat Islam. Dampaknya seperti yang kita saksikan sekarang ini.

Sikap penolakan ajaran Islam demikian, kita sangat khawatir masuk dalam kategori kesombongan yang ancamannya tidak main-main yaitu tidak akan masuk surga.

Oleh karena itu kita harus ‘kaffah dalam ber-Islam’, jangan sepotong-potong, karena hal ini tidak konsisten sebagai muslim. Al-Quran secara tegas menyeru orang-orang beriman untuk melaksanakan ajaran Islam secara menyeluruh, tanpa membeda-bedakan ajaran yang satu dengan ajaran yang lain. Allah ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 20.)

Kita perhatikan ayat ini, setelah Allah ta’ala mengajak para hamba-Nya yang beriman untuk masuk ke dalam Islam secara keseluruhan dan melaksanakan ajaran-Nya tanpa mengesampingkan ajaran yang lain, maka Allah ta’ala memperingatkan hamba-Nya agar tidak mengikuti langkah syaithan, yaitu dengan firman-Nya,

وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ

“Dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan.” (QS. Al Baqarah: 208).

Untuk itu mari kita memeluk Islam secara kaffah agar kita tidak terjebak pada sifat kesombongan,karena menolak satu kebenaran dalam Alquran. Wallahu a’lam

Kuala Tungkal, 5 Syawal 1441 H.
Penulis : Abd. Mukti, S.Ag

Comments
Loading...