Kepala SMAN 10 Tanjab Barat Diserang Oknum Wali Murid
Kepala SMAN 10 Tanjab Barat Diserang Oknum Wali Murid
SERAMBIJAMBI.ID, TANJAB BARAT – Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 10 Tanjab Barat, Lasemen diserang oleh salah seorang oknum wali murid atau orang tua siswa, hal itu lantaran ia menegur seorang siswa yang bermain handphone (HP) saat jam ujian.
Informasi yang diperoleh, penyerangan itu terjadi pada hari Rabu (4/3/20), berawal dari teguran Kepala Sekolah kepada seorang siswanya. Pada hari itu di SMAN 10 Tanjab Barat sedang diadakan ujian yang berbasis android (online) yang menggunakan wifi sekolah, pihak sekolah melarang seluruh siswa menggunakan HP selama ujian berlangsung. Siswa yang membawa HP diminta untuk mengumpulkan HP.
Setelah sesi pertama ujian berlangsung, saat itu, salah seorang siswa izin keluar kelas. Rupanya sang siswa itu diam diam mengambil HP yang sebelumnya telah dikumpulkan di luar kelas tersebut.
Saat Kepala Sekolah tengah melihat situasi ujian, ia melihat ada seorang siswa bermain HP di dekat toilet. Melihat siswa bermain HP. Kepala Sekolah kemudian meminta HP yang dimainkan siswa tersebut. Kepala Sekolah meminta kepada siswa tersebut jika mengambil HP harus bersama orang tua nya ke sekolah.
Barulah, sore harinya sang orang tua hadir ke sekolah. Namun, kehadiran orang tua tersebut malah dengan marah marah dan diduga membawa senjata api (senpi) yang diselipkan di pinggangnya. Bahkan dari informasi lainnya juga menyebutkan sempat mendengar ada bunyi suara letusan yang mirip dengan suara letusan senjata api di luar sekolah. Apakah itu suara letusan senjata api atau bukan belum diketahui.
Tiba di kantor guru, orang tua siswa yang hingga saat ini belum diketahui namanya itu, saat Kepala Sekolah keluar langsung diserang dengan menggunakan batako yang ada di depan kantor guru itu. Tidak hanya itu, orang tua siswa itu juga sempat melayangkan pukulan dengan tongkat Pramuka ke arah Kepala Sekolah. Namun, beruntung lemparan batako dan pukulan tongkat Pramuka tersebut tidak mengenai Kepala Sekolah.
Mengetahui adanya keributan, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan langsung merelai perkelahian yang terjadi antara orang tua siswa dan Kepala Sekolah. Saat itu, orang tua siswa dan Kepala Sekolah dapat dipisahkan oleh Wakil Kepala Sekolah.
Namun, tidak sampai disitu, malam harinya orang tua siswa itu kembali datang ke sekolah untuk mencari Kepala Sekolah. Namun, beruntung Kepala Sekolah tersebut sudah disembunyikan di salah satu rumah guru.
Keesokan harinya Kepala Sekolah itu melapor ke Kepala Desa Bukit Harapan, Kecamatan Merlung untuk minta perlindungan. Hal itu dilakukan karena dirinya merasa terancam. Kasus ini, informasinya sempat di mediasi oleh Kepala Desa. Namun, tidak ada titik temu.
Kepala Sekolah kemudian melaporkan kejadian yang dialaminya ke Dinas Pendidikan Provinsi Jambi dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jambi untuk meminta perlindungan.
Terkait hal itu, Kepala Sekolah SMAN 10 Tanjab Barat, Lasemen tak ingin berkomentar banyak. Ia hanya mengatakan sistem satu pintu saja.
“Satu pintu saja (Pihak Kepolisian Polres Tanjab Barat, red),” katanya, Jum’at (6/3/2020) sekitar pukul 17.30 wib saat ditemui awak media di Mapolres Tanjab Barat usai membuat laporan polisi.
Sementara itu, Wakapolres Tanjab Barat Kompol Wirmanto Dinata, S.Ag saat ditemui di ruang kerjanya membenarkan jika ada laporan tersebut. Ia juga menyebutkan telah ada pertemuan dengan pihak yang bersangkutan (Kepala Sekolah) dan perwakilan PGRI di Mapolres Tanjab Barat.
BERITA TERKAIT : Polres Tanjab Barat Tangkap Pelaku Penyerangan Kepala SMAN 10 Tanjab Barat
“Iya, sudah ada laporan, tadi kita juga sudah bertemu dengan perwakilan PGRI,” tandasnya. (SJ)