ARSAWAKOI Siap Dukung Rehabilitasi Pecandu dan Korban Narkoba
SERAMBIJAMBI.ID, JAKARTA – Masalah narkoba perlu mendapat atensi dari seluruh pihak. Dalam konteks rehabilitasi, Asosiasi Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan Obat Indonesia (ARSAWAKOI) siap mendukung BNN dalam memberikan layanan rehabilitasi kepada para pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba.
Demikian disampaikan Ketua ARSAWAKOI, Bambang Eko Sunaryanto saat memberikan sambutan dalam kegiatan Rapat Koordinasi Peningkatan kapasitas layanan rehabilitasi bagi pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba di lembaga instansi Pemerintah, di Jakarta, Jumat (5/7/19).
Menurut Bambang, RSJ pada dasarnya siap untuk didayagunakan untuk mendukung ketersediaan layanan rehabilitasi.
“Sayangnya, dengan kapasitas yang ada, tapi sepi peminatnya,” imbuh Bambang dalam acara rakor yang diselenggarakan oleh Direktorat Penguatan Lembaga Rumah Instansi Pemerintah Deputi Bidang Rehabilitasi BNN RI.
Pada kesempatan ini pula, Bambang menyampaikan pandangannya tentang tantangan yang dihadapi dalam layanan rehabilitasi terutama yang berasal dari compulsory atau proses hukum. Ia menyebutkan, kadang pasien rehabilitasi mendapatkan vonis yang lebih dari tiga bulan, padahal durasi pembiayaan hanya untuk mengcover tiga bulan sehingga diambil langkah rawat jalan.
“Selain itu, isu keamanan juga penting untuk digarisbawahi. Mengingat, masih ada saja yang melarikan diri meski sudah dibuatkan pagar yang tinggi.
Bambang juga mengatakan pentingnya koordinasi antar instansi khususnya antara pihaknya bersama dengan BNN di daerah dan aparat penegak hukum lainnya,” katanya
Senada dengan hal itu, Kepala BNN RI, Heru Winarko sepakat bahwa koordinasi dan kerjasama sangat penting untuk diperkuat di antara para pemangku kepentingan dalam penanggulangan narkoba menuju Indonesia yang ‘Bersinar’ atau bersih dari narkoba.
Menurut Kepala BNN masih ada gap yang terjadi, dimana persepsi aparat penegak hukum bahwa sulitnya menerapkan rehabilitasi karena masih ada keterbatasan tempat, sementara dari pihak RS, kapasitas untuk rehabilitasi itu ada bahkan masih sepi pasien narkoba.
“Oleh karena itulah penyamaan persepsi tentang rehabilitasi terus dikembangkan oleh BNN bersama para APH didukung UNODC, untuk menciptakan sinegitas yang kuat sehingga pelayanan rehabilitasi bisa maksimal.
Dihadapan peserta rakor yang dihadiri oleh para direktur atau pejabat tinggi dari jajaran RSJ/RSKO di Indonesia, Kepala BNN juga mengulas pentingnya pelatihan pada jajaran ARSAWAKOI agar terampil menangani pasien rehabilitasi.
Kepada ARSAWAKOI, Kepala BNN juga berharap agar jajarannya dapat membantu meningkatkan peran serta RSJ bukan hanya dari milik pemerintah tapi juga swasta. Ia berpandangan, RSJ pemerintah bisa saja disiapkan untuk rehabilitasi yang berasal dari compulsory (proses hukum) sementara swasta menangani yang voluntary (sukarela).
Pada kesempatan itu pula, Kepala BNN mengenalkan tokostopnarkoba.com kepada para peserta.
“Jika ada pasien narkoba yang bisa menghasilkan karya, bisa dipasarkan lewat toko online tersebut,” ujar jenderal bintang tiga yang hobi bermain musik tersebut. (*)