Strategi Memperkuat Pelaksanaan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim di Provinsi Jambi

0

Strategi Memperkuat Pelaksanaan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim di Provinsi Jambi

Kanker Leher Rahim menjadi salah satu penyebab kematian kedua tertinggi setelah kanker payudara pada kanker perempuan. Rendahnya kesadaran kaum wanita untuk menjaga kesehatan reproduksi dan melakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan IVA tes, adanya perasaan malu dan merasa tabu untuk melakukan pemeriksaan, serta masih kurangnya tenaga kesehatan di Propinsi Jambi menjadi kendala yang dihadapi Pemerintah Propinsi Jambi. Perlu adanya kerja sama dan kolaborasi yang baik antara Pemerintah Provinsi Jambi, Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Puskesmas dengan PKK, organisasi perempuan, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat di Propinsi Jambi.

Kanker leher rahim masih menjadi persoalan prioritas kesehatan global pada perempuan yang membutuhkan perhatian dari seluruh masyarakat dan stakeholder. Kanker serviks merupakan kanker tertinggi diantara kanker ginekologi lainnya dengan jumlah kasus baru sebesar 36.633 kasus dan dengan angka kematian sebesar 21.003 (57%) dari kasus baru menyebabkan kematian (Globocan 2021).

Di Indonesia dengan jumlah insiden sebesar 32.469 dengan angka kematian 18.279 (56%) dari jumlah kasus yang ada menyebabkan kematian. Kanker berada diurutan kedua pembunuh terbanyak, dimana setiap 1 jam, tiga wanita terdiagnosa kanker dan setiap 60 menit 1 orang meninggal dunia. Untuk Propinsi Jambi prevalensi kanker serviks sebesar 1,5 %. Lebih dari 70% penderita kanker serviks datang dalam kondisi stadium lanjut (3B).

Di Provinsi Jambi prevalensi kanker leher rahim prevalensi kanker serviks sebesar 0,6% dengan 977 penderita kanker serviks pada tahun 2019-2021. Cakupan deteksi dini yang telah dilakukan sebesar 11,6% dalam kurun waktu 3 tahun terakhir dengan curiga kanker leher rahim sebesar 26 orang.

Untuk menemukan gejala awal dari kanker leher rahim, bisa dilakukan dengan deteksi dini dengan pemeriksaan IVA tes, pemeriksaan dilakukan dengan tes IVA dengan mengoleskan asam asetat (cuka dapur) yang telah diencerkan (3-5%) ke leher rahim, tenaga kesehatan terlatih akan melihat perbedaan antara bagian yang sehat dan yang tidak normal. Asam asetat merubah warna sel-sel abnormal menjadi lebih putih dan lebih menonjol dibandingkan dengan permukaan sel sehat.

Pemeriksaan IVA Tes dapat dilakukan di Puskesmas dan salah satu tantangan pelaksanaannya di Provinsi Jambi adalah belum optimalnya kesadaran masyarakat untuk deteksi dini dan kurangnya tenaga provider di Propinsi Jambi.

Mengapa Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Belum Maksimal?

Pemerintah sudah melakukan Gerakan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan Indonesia yang dicanangkan oleh Ibu Negara pada 21 April 2015 dengan rangkaian kegiatan peningkatan kesadaran masyarakat, pencegahan, deteksi dini, dan tindak lanjut yang diharapkan dapat masyarakat dapat mengendalikan faktor risiko kanker dan deteksi dini kanker, sehingga angka kesakitan, kematian, akibat penyakit kanker kanker leher rahim dapat ditekan.

Namun, pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang enggan untuk melakukan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim baik secara mandiri maupun dengan tenaga kesehatan.

Pada tahun 2021, cakupan deteksi dini kanker serviks dengan metoda IVA tes di Propinsi Jambi hanya sebesar 7,6% dari target 25%, maknanya masih banyak wanita usia subur (30-59 tahun) yang belum mendapatkan pelayanan deteksi dini kanker leher rahim menggunakan IVA Tes.

Berbagai penelitian menyatakan bahwa alasan wanita tidak melakukan deteksi dini kanker payudara dan deteksi dini kanker leher rahim, antara lain karena rendahnya kesadaran kaum wanita untuk menjaga kesehatan reproduksi, menganggap tidak penting untuk melakukan melakukan IVA Tes rendahnya kesadaran kaum perempuan untuk melakukan deteksi dini karena merasa tidak percaya kanker dapat disembuhkan apabila ditemukan sedini mungkin, adanya perasaan malu dan merasa tabu untuk melakukan tes.

Selain faktor internal dari wanita, terdapat juga kendala dari penyediaan tenaga kesehatan untuk melakukan deteksi dini kanker pada wanita di Propinsi Jambi. Dari 207 Puskesmas di Wilayah Propinsi Jambi petugas yang sudah terlatih berjumlah 436 orang yang terdiri dari 309 Bidan dan 127 Dokter untuk melakukan deteksi dini IVA Tes.

Dengan kurangnya tenaga kesehatan, pelaksanaan program deteksi kanker leher rahim yang dilakukan oleh Puskesmas masih belum optimal, terdapat kendala seperti jumlah tenaga terlatih yang masih kurang, sehingga pemeriksaan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal yang menyebabkan target tidak tercapai. Selain itu, pengetahuan dan kemauan terkait kanker leher rahim pada wanita usia subur perlu diberikan intervensi agar tau dan mau untuk melakukan skrining dini kanker leher rahim.

Pemerintah harus bekerja sama dengan organisasi perempuan, tokoh agama, dan tokoh masyarakat untuk dapat meningkatkan motivasi dan memberikan dukungan emosional untuk melakukan pemeriksaan IVA Tes serta menyadari akan pentingnya dan manfaat dari skrining deteksi dini kanker leher rahim.

Kesimpulan

Melihat kejadian-kejadian tesebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa untuk dapat meningkatkan deteksi ini maka dapat dilakukan hal hal sebagai berikut :

  1. Melakukan pengabdian masyarakat dan Germas dalam rangka upaya peningkatan cakupan deteksi dini dengan IVA Tes. Menekankan bahwa penting upaya pencegahan dengan deteksi dini dibandingkan dengan mengobati kanker leher rahim.
  2. Meningkatkan pengetahuan dan cakupan IVA Tes dengan program promosi kesehatan di masyarakat terkait deteksi dini kanker kanker leher rahim dengan strategi seperti membentuk kelompok perempuan peduli kanker leher rahim di setiap RW sehingga masyarakat tidak malu/takut, memberdayakan kader agar cakupan promosi lebih luas. Selain itu juga meningkatkan media promosi di Puskesmas sehingga wanita lebih mengenal deteksi dini. Dan memanfaatkan media sosial untuk penyebaran informasi kepada masyarakat terkait deteksi dini kanker serviks.
  3. Menambah tenaga kesehatan melalui pelatihan serta memperluas cakupan untuk memfasilitasi pemeriksaan IVA Tes di setiap Puskesmas di wilayah Provinsi Jambi.
  4. Mobile IVA keliling dengan mobile IVA keliling dapat lebih memperluas jangkauan dalam mendapatkan sasaran yang akan diperiksa.
  5. Mengusulkan kepada pemerintahan Provinsi Jambi melalui Nota Dinas untuk membuat semacam Surat Edaran Gubernur yang dapat mengharuskan ASN dan Istri ASN agar dapat melakukan deteksi dini dengan IVA Tes di seluruh wilayah Propinsi Jambi.

(Penulis adalah kelompok kerja dari Provinsi Jambi yang sedang melanjutkan Pendidikan S2 Kesmas Jurusan Kesehatan Daerah di Universitas Indonesia Maju – UIMA)

Comments
Loading...