Kesaksian Pratu Riski : Saat Kejadian Mereka Semua “Kelompok SMB” Membawa Senjata
Kesaksian Pratu Riski : Saat Kejadian Mereka Semua “Kelompok SMB” Membawa Senjata
SERAMBIJAMBI.ID, JAMBI – Sidang Perkara lanjutan kasus yang melibatkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Serikat Mandiri Batanghari (SMB) kembali menghadirkan saksi korban dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), kali ini giliran Pratu Riski Pratama untuk tiga terdakwa yaitu Atin, Deni Oktara dan Muslim yang murupakan ketua SMB.
Dihadapan Ketua Majelis Hakim Viktor Togi Rumarhorbo, Pratu Riski mengaku jika, sebelum kejadian pengerusakan sempat terdengar suara tembakan senjata api sebanyak tiga kali, namun dia sendiri tidak tahu siapa yang melakulan.
“Saat itu saya dan rekan saya sedang istirahat makan siang, tiba tiba ada keramaian, ketika di cek, pas keluar kantin, Sertu Helriansyah langsung di pukul dari arah depan,” Kata Pratu Riski.
Dia juga mengaku sempat dikroyok oleh anggota SMB yang memgakibatkan dia dilarikan kerumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
“Saya di kroyok yang mulia, waktu kejadian mereka semua (kelompok SMB) membawa senjata, baik parang, kapak, kayu, bambu runcing dan senjata api,” ujarnya,
Dia menambahkan jika saat itu, terdakwa Muslim memberikan komando penyerangan, dengan mengunakan isyarat tangan kepada anggota SMB lainnya.
“Muslim emosi sambil tunjuk tunjuk, dengan berkata kami tidak mau ada aparat ada di sini (Distrik VIII, red) dan kosongkan dirtrik VIII,” akunya.
Saksi Pratu Riski usai mendapat beberapa hantaman dari anggota SMB, ketika ingin menyelamatkan diri dengan berlari masuk ke hutan dia sempat ditendang dari belakang hingga terjatuh.
“Pandangan gelap langsung di tendang, saat itu juga Handphone, jam tangan dan dompet saya juga di rampas yang mulia,” akunya
Ketika Pratu Riski berhasil menyalematkan diri dari amukan anggota SMB yang brutal, dia kembali keluar hutan dengan dipapah oleh karyawan PT WKS, saat dia melihat semua kondisi bangunan telah berantakan.
“Kondisi semua berantakan, hancur semua, semua kaca pecah. Kecuali mushola, ketika saya sampai di Mushola saya lihat rekan rekan saya sudah terkapar dalam keadaaan luka luka,” sebutnya.
Tidak lama kemudian dia langsung dilarikan dan di rawat Rumah sakit DKT untuk mendpatkan pertolongan medis, dari hasil visum yang juga menjadi barang bukti di persidangan, Pratu Riski mengalami luka di bagaian kepala belakang akibat terkena pukulan, bagian hidung, dan di bagian dada, dimana saat ini, Pratu masih mengalami trauma akan peristiwa itu.
“Saat ini saya masih sulit untuk kendalikan emosi yang mulia karena luka di bagian belakang kepala, terlebih saya melihat rekan saya di aniaya di hadapan saya.” paparnya di hadapan majelis Hakim. (Syh)