Menderita Gizi Buruk, Kondisi Rizky Kian Memprihatinkan, Butuh Uluran Tangan Dermawan
SERAMBIJAMBI.ID, TANJAB BARAT – Muhammad Rizky Apriyanto (4) anak kedua dari pasangan Yanto dan Ratna Sari warga Dusun Harapan Maju, RT 027 Desa Teluk Ketapang, Kecamatan Senyerang yang saat ini terbaring lemah di RSUD KH. Daud Arif Kuala Tungkal butuh bantuan.
Pasalnya, pasien dari keluarga petani ini diduga menderita gizi buruk sehingga sangat berharap adanya bantuan baik itu dari Pemerintah atau pun dari pihak lainnya yang berlapang dada turut membantu.
Kasus ini ternyata sudah diketahui dinas Kesehatan Tanjab Barat sejak tahun 2017 silam. Namun sayang, diduga luput dari pantauan Dinas Kesehatan yang membuat kondisi Rizky kian memburuk dan harus dirawat di rumah sakit.
Salah seorang warga yang enggan ditulis namanya kepada media ini mengatakan, Ratna Sari ibunda Rizky pernah menuturkan, saat tinggal di Kecamatan Betara anaknya pernah mendapat bantuan dari Puskesmas di wilayah setempat berupa susu dan tambahan gizi buat anaknya.
“Kemudian setelah itu keluarga pindah ke wilayah Kecamatan Senyerang. Tetapi bantuan yang diterima pasien hanya berupa biskuit. Kalau mereka sih sangat berharap adanya bantuan dari Pemerintah, dari dermawan atau dari siapapun,” ungkap warga yang enggan namanya ditulis.
Warga ini juga menyayangkan, jika selama ini tidak adanya upaya dari Puskesmas ditempat keluarga pasien tinggal untuk melakukan pengawasan.
“Yang kita sayangkan selama ini tidak ada upaya Puskesmas ataupun Posyandu paling tidak membujuk keluarga pasien agar pasien bisa dirawat ke Rumah Sakit,” ucapnya.
Sumber juga mengatakan, saat ini pasien sudah menjalani perawatan di RSUD KH Daud Arif memasuki hari kedua. “Insya Allah kalau dananya sudah ada, pasien akan dirujuk ke Jambi,” ungkap Sumber.
Sementara, Ratna Sari Ibunda Rizky mengaku kebingungan saat tau anaknya mengalami penyakit lain selain gizi buruk dan harus dirujuk ke Jambi.
”Kami hanya mendapat surat rujukan dari pukesmas senyerang, karena Puskemas tidak sanggup menangani dan kami sendiri yang membawa anak kami ke rumah sakit hari sabtu kemarin,” Terang Ratnasari (36) ibunda Rizky saat dijumpai di zal anak RSUD Daud Arif Kuala Tungkal.
“Bapaknya lagi pulang kampung mengurus kartu sehat, saya sendiri disini, saya bingung kata dokter anak saya harus dirujuk ke jambi, kalau tidak nyawanya bisa tidak tertolong, karena kondisinya lemah,” tuturnya seraya meneteskan airmata.
Bagi anda yang ingin membantu dan turut serta meringankan beban orang tuanya dalam membiayai pengobatan Rizky, bisa melakukan donasi atau mentransfer ke Rekening atas nama : Yuliawati, Nomor Rekening 110-00-1036607-5 (Bank Mandiri) dan melakukan konfirmasi melalui kontak person 0853-6738-1971.
Atau ingin melihat kondisi anak tersebut, bisa cek videonya disini: Facebook @Bunda Ully
Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Tanjab Barat dr. Hj. Andi Pada, M. Kes melalui Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Erida Noveria Manalu, M. PH mengatakan, pasien ini merupakan pasien lama. Dulu tahun 2017 pasien tinggal di Pematang Lumut, Kecamatan Betara.
“Saat di Pematang Lumut, menurut petugas Puskesmas setempat sudah melakukan penanggulangan gizi,” ungkap Erida diruang kerjanya, Senin (4/3/19).
Dikatakan oleh Erida, pasien memang ada penyakit Epilepsi dan gangguan di otak. Selama penyakitnya belum sembuh bisa berpengaruh metabolisme tubuhnya sehingga gizinya menjadi kurang.
“Sebenarnya bukan gizinya tapi penyakit penyertanya,” jelas Erida.
Erida menuturkan, pasien diketahui sakit pertama berobat di Puskesmas Pematang Lumut. Karena gizinya kurang diberikan penanggulangan gizi dulu. Ternyata tubuh pasien tidak naik.
“Kalau penangananya seperti itu. Kalau diberikan makanan tambahan ada terjadi sesuatu, ini harus dikonsultasi dibawa kerumah sakit,” terang Erida.
Disinggung kenapa baru sekarang pasien dirujuk ke Rumah Sakit? Erida mengaku pihaknya tidak mengetahui keberadaan keluarga pasien. Tahunya adanya pasien ini, pihak Dinkes mendapatkan laporan dari Puskesamas Senyerang.
“Laporan dari puskesmas ada. Hanya saja saat pindah ke Kecamatan Senyerang dari Kecamatan Betara keluarga pasien tidak ada melapor. Kita taunya keluarga ini di Betara. Jadi hilang komunikasi dan sempat dicari,” akui Erida.
Dtambahkan oleh Erida, pihaknya sudah menjalankan prosedur penanganan terhadap pasien. Begitu ada laporan gizi buruk pihak Dinkes secara langsung menyuruh petugas Puskesmas untuk mengawasi dan memberikan makanan tambahan. Jika selama 3 (tiga) bulan tidak ada perkembangan apa-apa itu baru dirujuk ke Rumah Sakit.
“Terkadang memang individu ini kita motivasi berobat ke Rumah Sakit itu susah,” tandasnya. (er/bs/at/sj)