Mengecewakan, Air Spam di Desa Pemusiran Tak Layak Konsumsi
Mengecewakan, Air Spam di Desa Pemusiran Tak Layak Konsumsi
SERAMBIJAMBI.ID, TANJAB TIMUR – Warga Desa Pemusiran, Kecamatan Nipah Panjang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Jambi mengaku kualitas air bersih dari saluran Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Ibukota Kota Kecamatan (IKK) Desa Pemusiran belum layak untuk konsumsi.
Air SPAM yang awalnya mengalir bersih, namun berubah warna kekuning kuningan saat diendapkan.
Bagi warga, air Spam yang masuk ke rumah sungguh kurang layak untuk dikonsumsi, baik untuk kebutuhan memasak maupun sebagai air minum, melainkan hanya bisa dipakai untuk mandi dan mencuci saja.
Hingga saat ini, warga masih mengandalkan air hujan dan air galon untuk kebutuhan masak dan air minum.
“Cuma bisa untuk mandi dan mencuci. Kalau untuk masak dan air minum belum bisa, belum layak,”kata Ibnu Hajar, warga Desa Pemusiran, Rabu (01/04/20).
Selain itu, proyek SPAM yang menghabiskan uang negara hingga miliaran rupiah itu juga belum mengaliri seluruh rumah warga di Desa Pemusiran. SPAM hanya mengaliri warga di 6 RT yakni RT 5 hingga RT 11, sementara RT 1 hingga RT 4 belum teraliri.
Warga yang tidak teraliri SPAM lebih memilih membuat sumur bos sendiri dengan cara swadaya. “Satu sumur bor yang dibuat dengan biaya Rp 12 juta rupiah bisa digunakan untuk 7 hingga 8 kepala keluarga,”tambahnya.
Kepala Desa Pemusiran, Akmal Rauf mengatakan, ada tiga buah sumur bor yang dibangun di SPAM Desa Pumusiran, ketiganya dibangun dilain tahun Anggaran, dari 3 sumur yang ada, diduga hanya satu sumur bor yang berfungsi.
Sejak beberapa bulan terakhir, pelanggan SPAM di Desa Pemusiran juga sudah mulai dikenakan biaya dengan tarif sesuai pemakaian.
“Air SPAM hidup dua kali dalam sehari. pagi dan sore. Kalau untuk air minum ya masih dari air hujan dan air galon pak,”tutur Akmal Rauf.
Akmal berharap pelayan Spam untuk masyarakat desa Pemusiran bisa lebih ditingkatkan. Kualitas air yang juga dialirkan ke pelanggan juga diharapkan makin bagus dan bisa layak konsums, dan antara kualitas dan tarif yang harus dibayarkan juga harus sepadan.
Sementara itu, Pemerhati Kebijakan Publik Kabupaten Tanjabtim, Arie Suryanto mengungkapkan, ia cukup menyayangkan terhadap jeleknya Infrastruktur air bersih di Desa Pemusiran Tersebut.
“Miris. Saya cukup menyayangkan jeleknya Infrastruktur SPAM di Desa Pemusiran ini. Saya berharap kedepan, Pemerintah harus lebih memperhatikan kualitas bangunan, dan jangan asal asalan,”tandas Arie Suryanto.(Rano)