Upaya Cegah DBD, Dinkes Tanjab Barat Lebih Fokuskan Membunuh Jentik Nyamuk Daripada Fogging
SERAMBIJAMBI.ID, TANJAB BARAT – Ditemukannya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di beberapa wilayah dalam Kabupaten Tanjab Barat membuat Pemerintah Daerah meminta masyarakat tetap waspada serta melakukan upaya pencegahan penyebaran nyamuk demam berdarah. Disamping itu Pemerintah Daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjab Barat terus memberikan penyuluhan dan pemberian bubuk abate untuk mengantisipasi munculnya jentik-jentik nyamuk.
Berdasarkan dari data yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjab Barat dalam dua bulan terakhir ada puluhan warga positif terserang DBD. Seperti, dibulan Januari ada 45 kasus, 27 Positif DBD, 2 DSS dan 16 Bukan DBD. Sedangkan pada bulan Februari ada 61 kasus dengan rincian 36 positif terserang DBD, 8 DSS, dan Bukan DBD 17.
Kadis Kesehatan Tanjab Barat melalui Kabid Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) dr. Johanes Sitorus saat ditemui diruang kerjanya mengatakan, bahwa pihaknya sangat serius menangani kasus DBD ini, Kadis kesehatan juga telah membuat nota dinas untuk ditandatangani Bupati tentang kewaspadaan bahaya DBD dan Surat Bupati ini juga sudah dikirim ke seluruh Camat se-Kabupaten Tanjab Barat untuk melakukan kegiatan gotong royong rutin untuk pencegahannya
“Mengingat saat ini sedang musim penghujan, pihaknya lebih intensif melakukan pemutusan mata rantai perkembangan nyamuk penyebab DBD dan penyebab penyakit lainnya yang diakibatkan gigitan nyamuk. Untuk mewaspadai dan mengantisipasi serangan DBD masyarakat perlu menjaga kebersihan lingkungan didalam maupun diluar rumah,” katanya
Pencegahan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan saat ini sudah memberikan bubuk abate kemasyarakat yang sudah disediakan Dinas Kesehatan sebanyak 11.000 kg kemudian melaksanakan program fogging meski sejak tahun 2017 lalu sudah tidak dianjurkan lagi namun masih di siapkan 100 titik penyemprotan.
“Saat ini yang kami lebih fokuskan membunuh jentik-jentik nyamuk, karena program pemberantasan sarang nyamuk dirasa sangat efektif dalam mencegah adanya DBD daripada fogging, program pembersihan sarang nyamuk yaitu dengan 3M plus perlu dilakukan secara berkelanjutan khususnya pada musim hujan.
Adapun yang dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti, menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain sebagainya,” tuturnya
Ditambahkannya masyarakat juga harus tahu gejala awal DBD yaitu penderita akan mengalami demam tanpa sebab dan muncul bintik-bintik merah. Adanya bintik merah itu menandakan sudah terjadi pendarahan dibawah kulit. kemudian gejala lainnya penderita DBD akan mengalami mimisan. “Contoh, jika mengalami gejala awal tersebut kita meminta agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat seperti Puskesmas dan rumah sakit,” bebernya.
Mengenai adanya keluhan atas permintaan dari masyarakat pada program fogging yang diminta agar cepat direalisasikan. Pihaknya mengaku untuk mendapatkan program fogging masyarakat harus melapor ke ketua RT kemudian ketua RT memberikan surat dan melaporkan juga ke Puskesmas wilayah yang terkena positif DBD baru dilaksanakan fogging.
“Kegunaannya untuk mendampingi kami saat fogging agar bisa bersama sama memberantas DBD, tentang fogging bahwa harus ada surat RT, karena pada saat kita fogging tidak semua warga mau fogging.
Saat ini penyuluhan pemantauan jentik dengan pemberian abate masih terus berlanjut saat ini lebih kurang 1.700 rumah sudah diberi abate gratis dan tata cara pemberiaan abate agar efektif,” tuturnya
BACA JUGA : Bupati Safrial Imbau Masyarakat untuk Menjaga Kelestarian dan Kebersihan Lingkungan
Sementara itu, kasi pelayanan Rumah sakit Daud Arief, dr. Nani bahwa Suspec DBD itu masih sangkaan DBD sendiri, artinya belum tentu positif kasus DBD namun harus menjadi kewaspadaan bagi masyarakat.
“Jadi masyarakat jangan langsung resah kalau mendengar Suspec DBD, karena itu belum positif DBD, akan ada proses lebih lanjut jika ada yang positif DBD,” tutupnya (*un/Sj)