Dugaan Beras Plastik yang Hebohkan Warga Tanjab Timur
Dugaan Beras Plastik yang Hebohkan Warga Tanjab Timur
SERAMBIJAMBI.ID, TANJAB TIMUR – Sejak satu minggu terakhir, masyarakat di Kelurahan Nipah Panjang Dua, Kecamatan Nipah Panjang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi dibuat heboh dengan dugaaan peredaran beras yang mengandung bahan sintetis berbahaya semacam senyawa plastik.
Kemunculan dugaan beras plastik itu kini tengah hangat serta menimbulkan keresahan dan tanda tanya besar di kalangan masyarakat Nipah Panjang.
Salah satu komoditas pangan yang terindikasi palsu itu, awal mula diketahui berasal dari Toko Subur yang berlokasi di RT 03, Kelurahan Nipah Panjang Dua milik Aseng. Hal ini dibenarkan langsung oleh Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Nipah Panjang, Faisal.
Salah seorang warga kelurahan Nipah Panjang Dua, Patra menemukan keganjilan dengan beras yang di masak. Pasalnya, Setelah dikepal dan dipantulkan ke lantai, beras yang telah dimasak itu ternyata dapat mantul 3 hingga 4 kali seperti karet.
Warga bernama Patra tersebut membeli beras dari toko manisan kecil milik Rian pedagang sekaligus pegawai satpol PP Tanjab Timur di Kecamatan Nipah Panjang. Rian sendiri mendapat beras dagangan Ikan Bulan dari Toko Subur.
Misteri beras diduga plastik bermerek Ikan bulan di Nipah panjang ini mulai terungkap pada tanggal 23 Januari 2020 lalu.
Faisal menjelaskan, terkait temuan dugaan beras palsu ini pemerintah Kecamatan Nipah Panjang melalui kasi trantib melakukan pengecekan seluruh toko manisan yang menjual beras.
Sementara terkait adanya indikasi beras pelastik ini, Pemerintah Kecamatan Nipah Panjang juga telah membuat laporan ke Sekretaris Daerah (Sekda) Tanjab Timur dan Polsek Nipah Panjang.
Dikatakan Faisal, Tim Satgas Pangan Tanjab Timur telah turun ke lapangan dan mengambil sempel beras yang terindikasi plastik itu untuk dilakukan uji laboratorium.
Pemilik Toko Subur, Aseng saat di jumpai di tokonya, Rabu 29 Januari 2020 mengatakan. Ia baru mengetahui adanya dugaan beras palsu itu pada hari ini. Ia mengaku baru sekitar 3 Minggu menjual beras ikan bulan tersebut. Beras yang dimaksud merupakan jenis beras baru kemasan 10 kilogram dengan harga Rp 110 ribu.
Aseng mengaku coba coba menjual beras ikan bulan yang didapatnya dari produsen yang berkedudukan di Pasir putih kota Jambi.
Aseng menyebut hanya mendapat laporan beras ikan bulan kurang enak dari warga dan bersedia menukarnya dengan beras merek lain,” ujarnya
Pemerintah dan Kepolisian setempat tentu saja dianggap kecolongan pengawasan jika beras plastik tersebut memang benar adanya. Masyarakat berharap pada pengujian laboratorium nantinya, pemerintah diminta untuk tidak lamban dalam menangani adanya kasus dugaan beras plastik ini. (Eco/Rano)