Polda Jambi Bangun 20 SPPG di Kabupaten Kota dan Targetkan 3 SPPG Setiap Polres Jajaran dengan Total 31 SPPG
Polda Jambi Bangun 20 SPPG di Kabupaten Kota dan Targetkan 3 SPPG Setiap Polres Jajaran dengan Total 31 SPPG
SERAMBIJAMBI.ID, JAMBI — Polda Jambi terus berinovasi mendukung program pemerintah dalam peningkatan gizi anak-anak sekolah. Melalui program Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto, Polda Jambi menargetkan pembangunan 30 unit SPPG di Polres jajaran di wilayah Provinsi Jambi, yang mana SPPG Yang telah beroperasional sebanyak 1 SPPG Polda Jambi.
Program SPPG Polri di Jambi menjadi salah satu inovasi pelayanan sosial Polri yang menyentuh langsung kebutuhan dasar masyarakat. Dengan sistem pengolahan pangan terstandar dan berbasis teknologi higienis, program ini diharapkan menjadi role model nasional dalam upaya meningkatkan kualitas gizi anak Indonesia sekaligus memperkuat sinergi Polri dengan masyarakat.
Irwasda Polda Jambi Kombes Pol Jannus P Siregar yang merupakan Ka Satgas Program MBG Polda Jambi menjelaskan, SPPG merupakan bentuk komitmen Polri dalam mendukung ketahanan pangan dan gizi bagi anak-anak sekolah serta kelompok masyarakat rentan seperti ibu hamil (bumil) dan ibu menyusui (busui).
“Kita sedang membangun sebanyak 20 lagi SPPG di Jambi dan SPPG yang telah beroperasional sebanyak Satu yakni SPPG Polda jambi, jelas Kombes Pol Jannus P Siregar.
*Bangunan Sesuai Juknis dan Standar Kesehatan Nasional*
Desain bangunan SPPG disusun mengikuti petunjuk teknis Badan Gizi Nasional (BGN), dengan tata letak yang ketat dan higienis. Setiap dapur memiliki alur satu arah, di mana pintu masuk tidak boleh digunakan untuk keluar, serta pemisahan yang jelas antara area bahan mentah dan makanan siap kering.
Bangunan seluas 15 x 25 meter ini terdiri atas berbagai ruang fungsional seperti ruang produksi makanan, kantor administrasi, ruang akuntansi, ahli gizi, serta pengelola yayasan Bhayangkari.
“SPPG ini bukan sekadar dapur umum, tetapi fasilitas produksi pangan sehat yang memenuhi seluruh standar sanitasi, halal, dan higienitas. Setiap bahan makanan disterilisasi dan disimpan dengan sistem pendingin agar awet dan aman,” tegas Kombes Pol Jannus Siregar.
*Manajemen Profesional dan Keterlibatan Relawan Lokal*
SPPG dikelola oleh Kepala SPPG (Ka SPPG) sebagai perpanjangan tangan dari BGN Polri, dibantu tim yang terdiri dari ahli gizi, staf akuntansi, dan relawan dari masyarakat sekitar. Sebelum operasional, para relawan menjalani pelatihan dan sertifikasi kompetensi di bidang higienitas, pengolahan pangan, serta sanitasi.
“Relawan kami berasal dari warga sekitar dan UMKM lokal. Mereka kami latih agar paham cara produksi makanan sehat, higienis, dan sesuai standar nasional. Ini juga bentuk pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujar Kombes Pol Jannus.
*Proses Produksi Ketat dan Pengawasan Berlapis*
Dalam proses produksi, setiap bahan baku yang masuk telah melalui tahapan penyortiran dan pencucian. Bahan basah disimpan di ruang berpendingin penuh (cold storage), sedangkan bahan kering ditempatkan di ruang terpisah dengan sistem rak berpalet untuk menghindari kontaminasi.
Setelah dimasak, makanan tidak langsung dikirim, melainkan disimpan terlebih dahulu di ruang pendingin hingga suhunya stabil. Makanan kemudian dikemas dalam wadah (ompreng) steril dan dikirim ke sekolah-sekolah penerima manfaat menggunakan kendaraan khusus.
“Durasi maksimal distribusi adalah enam jam sejak makanan selesai diproduksi. Itu untuk memastikan gizi dan kualitasnya tetap terjaga, serta mencegah potensi keracunan makanan,” ungkapnya.
Setiap hari, petugas juga melakukan uji keamanan pangan secara acak (random sampling) menggunakan dua metode, yaitu uji cairan kimia dan regent manual, guna mendeteksi kemungkinan kandungan berbahaya seperti formalin, boraks, nitrit, dan hanses serta pengawet lainnya.
*3.640 Anak Sekolah Jadi Penerima Manfaat*
Saat ini, SPPG yang sudah beroperasi di lingkungan Polda Jambi melayani 20 sekolah dengan total penerima manfaat mencapai 3.640 anak. Menu disusun oleh ahli gizi dan disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan usia yaitu siswa SD, SMP, dan SMA mendapatkan takaran gizi dan gramasi berbeda.
Menu harian meliputi nasi, lauk ayam atau ikan segar, sayur, susu, dan buah-buahan. Setiap porsi dikontrol kandungan gizinya agar seimbang.
“Kami juga memberikan edukasi table manner kepada anak-anak. Kami ajarkan untuk makan menggunakan sendok, membawa minum sendiri, berdoa sebelum makan, dan menjaga kebersihan,” tutur orang nomor tiga di Polda Jambi tersebut.
*Inovasi Pengelolaan Limbah dan Edukasi Lingkungan*
Selain memastikan gizi, SPPG Polda Jambi juga menerapkan prinsip pengelolaan limbah ramah lingkungan. Sisa makanan dikumpulkan kembali dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk pakan ternak, sehingga tidak ada sampah makanan yang tertinggal di sekolah.
“Semua sampah dan kemasan kami ambil kembali ke SPPG untuk diproses. Tidak ada yang dibuang di sekolah. Jadi program ini tidak hanya menyehatkan anak-anak, tapi juga menjaga lingkungan,” terang Irwasda Polda Jambi Kombes Pol Jannus.
*Sinergi dengan BKKBN dan Lembaga Kesehatan*
Dalam pelaksanaannya, SPPG bekerja sama dengan BKKBN, BPOM, dan Dinas Kesehatan untuk memastikan kualitas gizi dan keamanan pangan, termasuk bagi kelompok ibu hamil, ibu menyusui, dan batita.
Selain itu, SPPG menerapkan sistem pelaporan digital melalui grup kepala sekolah untuk menampung aspirasi, masukan, maupun koreksi atas layanan yang diberikan.
“Kita tidak anti kritik. Justru setiap masukan dari kepala sekolah kita tampung untuk mitigasi dan perbaikan. Tujuannya agar bantuan sosial berbasis gizi ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tutup Kombes Pol Jannus Siregar.