Tak Adanya Petugas Pemakaman, Dua Perawat Wanita Ikut Makamkan Jenazah Pasien Suspect Covid-19 di Tanjab Barat

0

Tak Adanya Petugas Pemakaman, Dua Perawat Wanita Ikut Makamkan Jenazah Pasien Suspect Covid-19 di Tanjab Barat

SERAMBIJAMBI.ID, TANJAB BARAT – Satu pasien suspect Covid-19 di Kabupaten Tanjab Barat berinisial MH meninggal dunia pada Minggu (30/8/20). Jenazahnya pun kemudian dimakamkan secara protokol kesehatan di TPU Khusus Covid-19 yang berada di Desa Lubuk Telentang, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjab Barat.

Namun, sangat disayangkan karena tidak adanya petugas pemakaman khusus dilokasi, dua perawat wanita yang awalnya hanya mengantarkan jenazah pasien suspect covid-19 itu ke TPU Khusus Covid-19, terpaksa harus turun tangan ikut memakamkan jenazah pasien itu.

Selain dua perawat wanita, proses pemakaman pasien suspect covid-19 itu juga dibantu oleh Kapolres Tanjab Barat serta satu orang ajudannya dan satu orang sopir ambulance, dua perawat dari Puskesmas Betara dan satu orang dari pihak keluarga pasien.

Kapolres Tanjab Barat AKBP Guntur Saputro, S.IK, MH yang juga selaku Wadansatgas Covid-19 Kabupaten Tanjab Barat saat dikonfirmasi mengatakan, proses pemakaman memang sedikit sempat tertunda karena tidak adanya petugas pemakaman dilokasi.

BACA JUGA :

Dan, karena tidak mau terlalu lama menunggu, jenazah pasien itu langsung kita makamkan.

“Yang melakukan pemakaman pasien itu terdiri dari dua perawat wanita, saya beserta ajudan, satu orang sopir ambulance, dua perawat Puskesmas Betara dan satu orang dari pihak keluarga pasien,” jelas AKBP Guntur

AKBP Guntur juga sangat menyayangkan karena tidak adanya petugas khusus pemakaman yang berada di lokasi. “Dilokasi hanya ada petugas gali kubur. Sedangkan petugas khusus untuk memakamkan tidak ada,” ucapnya

Sementara itu, dua perawat wanita RS KH Daud Arif Kuala Tungkal bernama Defie dan Nisna mengatakan, hal ini merupakan pengalaman pertama bagi mereka dan cukup melelahkan.

“Dari merawat dan mengantar jenazah, kemudian ikut menguburkan dan menutup galian kuburan.

Pengalaman pertama, hari panas dengan memakai APD, hal ini cukup melelahkan. “Cukup melelahkan tapi semangat,” ucapnya

Kedua perawat wanita ini pun juga meminta agar kedepannya kejadian ini tidak terjadi lagi.

“Dari awal sudah dikasih tahu bahwa pasien suspect covid-19 sudah meninggal dunia, jadi proses pemakamannya harus teroganisir dan seharusnya disana sudah ada stand by petugas pemakaman.

“Saat kami tiba, disana tidak ada satupun orang. Kami pun menunggu sekitar satu jam.

Saat jenazah tiba, seharusnya sudah ada petugas yang menyambut disana, jadi kami tidak menunggu lama. Kami minta tolong agar kedepannya bisa teroganisir lagi,” pinta dua perawat wanita ini.

Untuk diketahui pasien suspect Covid-19 tersebut meninggal dunia setelah menjalani perawatan selama dua hari di RSUD KH Daud Arif Kuala Tungkal.

Pasien ini sebelumnya akan melakukan operasi usus buntu, sebelum dilakukan operasi, pasien kemudian menjalani prosedur perawatan, dilakukan rapid tes dan hasil rapid testnya diketahui reaktif dan kemudian dilakukan Swab. Namun, hasil Swabnya belum keluar, pasien tersebut telah lebih dahulu meninggal dunia. (SJ)

Comments
Loading...
https://niraku.co.id/wp-content/sites/?ojk= KATANA4D https://niraku.co.id/wp-content/sites/?ojk= KATANA4D https://niraku.co.id/wp-content/sites/?ojk= KATANA4D https://niraku.co.id/wp-content/sites/?ojk= KATANA4D https://niraku.co.id/wp-content/sites/?ojk= https://niraku.co.id/wp-content/sites/?ojk= KATANA4D
?> 404: Not Found