Menunggu Kiprah Millenial di Pilkada 2020
OPINI – Tahun depan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak gelombang keempat akan dilaksanakan. KPU dan DPR telah sepakat Pilkada serentak dilaksanakan tanggal 23 September 2020 di 270 daerah, 9 pemilihan Gubernur, 224 pemilihan Bupati dan 37 pemilihan Walikota. Termasuk Provinsi Jambi untuk Pemilihan Gubernur serta Bupati di 5 daerah.
Dalam zaman desentralistis seperti sekarang pemimpinnya lahir secara alamiah dari pesta demokrasi. Siapapun yang dikehendaki rakyat bisa saja menjadi pemenang dalam kontestasi pesta demokrasi. Mereka yang bekerja dengan baik sebagai pemimpin berpeluang untuk dipilih kembali di daerah tersebut, begitu juga sebaliknya.
Karakter pemimpin yang dipilihpun turut bertransformasi dari tahun ke tahun. Sesuai dengan ketentuan KPU, usia generasi yang memungkinkan untuk menjadi pemimpin saat ini adalah Generasi X, Baby Boomer dan Millenial. Para pemimpin daerah saat ini di dominasi oleh Generasi X dan Baby Boomer. Namun selama pilkada serentak 2016 dan 2017, secara perlahan muncul generasi Millenial sebagai pemimpin daerah. Meskipun masih muda dan masih hijau dalam politik, ternyata mereka dipercaya oleh masyarakat daerahnya. Mereka mengalahkan pesaing yang notebene berasal dari generasi X dan generasi Baby Boomer.
Menurut teori kepemimpinan suatu pemimpin dapat diciptakan dan tumbuh secara alami. Demikian juga yang terjadi pada terpilihanya generasi millenial di Indonesia. Ada pemimpin yang secara alami bisa memimpin, ada juga yang diciptakan karena memiliki dinasti politik yang kuat.
Dalam pengamatan penulis ada 3 (tiga) generasi millenial yang terpilih secara alami sebagai pemenang dalam pilkada serentak sebelumnya. Yang pertama Muhammad Syahrial, kelahiran 17 Agustus 1988 yang dilantik menjadi Walikota Tanjung Balai tahun 2016. Meski tergolong muda lulusan Magister Hukum ini dianggap cakap oleh rakyat Tanjung Balai dan diamanahkan menjadi Walikota.
Kemudian ada Sutan Riska Tuanku Kerajaan, kelahiran 27 Mei 1989 diamanahkan menjadi Bupati Dharmasraya dan juga menjadi Bupati termuda yang dilantik tahun 2016. Ketiga, Emil Elestianto Dardak atau dikenal dengan Emil Dardak kelahiran 20 Mei 1984. Emil dilantik menjadi Bupati Trenggalek tahun 2016 dengan perolehan suara mencapai 292.248 suara atau sekitar 76,28%.
Wakil Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin pasangan Emil Dardak dalam pilkada juga berasal dari generasi millenial, kelahiran 7 April 1990 menjadi Wakil Bupati termuda di Indonesia. Generasi millenial yang terpilih dari dinasti politik adalah Ra Momon, Bupati Bangkalan periode 2013-2018. Ra Momon kelahiran 17 Agustus 1986 dan dilantik menjadi Bupati saat usia 26 tahun, Bupati termuda di Indonesia.
Terpilihnya millenial sebagai kepala daerah, menunjukkan bahwa secara kapasitas mereka tidak kalah dengan generasi sebelumnya. Jika kita lihat dari sisi regenerasi, estafet regenerasi kepemimpinan di Indonesia sedang berjalan. Millenial adalah pemimpin Indonesia menuju era keemasan di masa depan.
Harapan telah disematkan kepada Generasi Millenial agar mampu memenuhi ekspektasi publik dalam mengemban amanah sebagai kepala daerah dan membawa perubahan yang lebih baik untuk kesejahteraan masyarakat. Mari kita tunggu kiprah generasi millenial lainnya dari provinsi Jambi sebagai estafet kepemimpinan selanjutnya.
Penulis : Awardee Magister Ilmu Komunikasi Kementerian Kominfo RI Tahun 2018 di Universitas Andalas