Wilayah Petobo Hilang ‘Ditelan Bumi’ Pasca Gempa 7,4 Magnitudo
SERAMBIJAMBI.ID, JAKARTA – Kawasan permukiman di Kelurahan Petobo, Kota Palu, hilang ‘ditelan bumi’ pasca gempa bumi berkekuatan 7,4 Magnitudo. Rumah dan dan segala isinya, termasuk manusia, terisap tanah dan tertutup lumpur.
Wilayah Kelurahan Petobo di Palu ini menjadi salah satu daerah yang terkena dampak parah karena ‘ditelan bumi’.
Dilansir dari laman detik.com, berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) wilayah yang ‘ditelan bumi’ itu mencapai 180 hektare dari total luas keseluruhan Petobo sekitar 1.040 hektare.
BACA JUGA : Mengenakan Seragam Satpol PP, Pasha Ungu Turun Langsung Bantu Korban Gempa Palu
BACA JUGA : Mendagri Minta Pemda Se-Indonesia Beri Dana Untuk Membantu Gempa-Tsunami Palu
“Dalam proses evakuasinya, kita mengerahkan juga alat berat untuk membantu dalam proses dan medan memang cukup sulit ini karena bangunannya terseret oleh lumpur likuifaksi, kemudian ditenggelamkan dalam area luas 180 hektare, di permukaan sudah tidak kelihatan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (4/10/2018).
Sutopo juga menyebut ada 2.050 unit bangunan di Petobo yang rusak. Wilayah Petobo memang mengalami likuifaksi atau penggemburan lapisan tanah pasir akibat guncangan gempa berkekuatan lebih dari 6 magnitudo. Kondisi permukaan air tanah yang dangkal membuat kekuatan lapisan tanah pasir hilang seolah mencair.
BACA JUGA : Gempa-Tsunami di Sulteng, 1.407 Korban Tewas dan 2.549 Korban Mengalami Cidera
BACA JUGA : Peduli Korban Gempa-Tsunami Palu, Ini Yang Dilakukan FPI Tanjab Barat
Sementara itu, wilayah terdampak lainnya di Balaroa seluas 47,8 hektare dari keseluruhan 238 hektare. Jumlah bangunan yang rusak di Balaroa sebanyak 1.045 unit. Selain itu, dia menyebut wilayah Jono Oge di Kabupaten Sigi terkena dampak seluas 202 hektare.
“Balaroa fenomenanya bukan likuifaksi yang menenggelamkan rumah, tetapi terjadi karena ada patahan yang menyebabkan sebagian ambles 3 meter dan seperti yang terangkat setinggi 2 meter,” ucapnya.
Sutopo mengatakan saat ini BNPB masih melakukan pendataan di 3 wilayah tersebut. Menurutnya, kemungkinan ratusan korban masih tertimbun di lokasi itu.
“Kami masih melakukan pendataan berapa kemungkinan korban yang berada di 3 titik ini. Menurut kedua lurah disampaikan ada beberapa ratus korban yang diduga tertimbun di lumpur dan amblesan,” kata Sutopo. (*)