Tingkatkan Kualitas Kelompok Tani, PetroChina Gandeng Fakultas Peternakan UNJA Berikan Pelatihan dan Praktik Pembuatan 3-Bio
Tingkatkan Kualitas Kelompok Tani, PetroChina Gandeng Fakultas Peternakan UNJA Berikan Pelatihan dan Praktik Pembuatan 3-Bio
SERAMBIJAMBI.ID, TANJABTIMUR – Guna meningkatkan kualitas dan wawasan kelompok tani lokal di bidang peternakan, pertanian, dan perkebunan, PetroChina International Jabung Ltd. menggelar pelatihan sekaligus praktik pembuatan 3-Bio, terhadap Kelompok Tani Suka Maju. Pelatihan ini dibuka dan digelar di Pengembangan Pusat Kegiatan Ramah Lingkungan, Desa Kota Baru, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, (Senin 26/07/2021).
Pada pelaksanaannya, PetroChina menggandeng Fakultas Peternakan Universitas Jambi sebagai motor penggerak penyampaian informasi terhadap masyarakat yang mendapat pelatihan.
Pelatihan pembuatan 3-Bio ini terdiri dari pembuatan pupuk alami cair dari urine sapi dengan teknologi Bio Fertilizer, kemudian teknologi 3-Bio pembuatan pestisida hayati dan mikro organisme lokal, serta teknologi 3-Bio stimulan/hormon alami unggulan lokal. Selain itu terdapat pula satu tambahan pelatihan lagi berupa teknologi Bio Enzim, dimana pada pemaparan materi disampaikan langsung oleh M. Sidan dan Civitas Akademik Dosen Fakultas Peternakan Universitas Jambi, diantaranya Prof. Dr .Ir . Adriani, M.Si., Dr. Ir. Eliyanti, M.Si., Dr. Ir. Yurleni, M.Si., dan Dr. Ir. Mairizal, M.Si.
Pada sambutannya, Yulian selaku Comdev Supervisor PetroChina Jabung menuturkan, Kabupaten Tanjung Jabung Timur di samping kaya akan sumber alam migas, juga kaya akan sumber daya alam lainnya seperti perikanan, pertanian, peternakan, dan perkebunan. Dalam hal ini Kecamatan Geragai khususnya Desa Suka Maju, Kota Baru, maupun Desa Rantau Karya memiliki potensi untuk pengembangan sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan.
Untuk itu, PetroChina melalui program CSR melakukan beberapa kegiatan di sektor peternakan di Desa Suka Maju, Kota Baru, maupun Desa Rantau Karya seperti program penggemukan dan pengembangbiakan sapi.
Disampaikan Yulian, masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang tergabung dalam kelompok tani, pada umumnya adalah para petani, namun adapula para peternak yang turut berpartisipasi. Para peternak yang memelihara hewan baik kambing, sapi, dan kerbau tentunya menghasilkan limbah berupa kotoran, dan limbah-limbah tersebut jumlahnya cukup banyak.
“Oleh karena itu, kami menggelar pelatihan terhadap salah satu kelompok tani yang ada di Desa Kota Baru, dengan tujuan para anggota kelompok mampu menerima pemaparan materi yang di sampaikan narasumber, terkait integrasi sapi dan kelapa sawit. Artinya kegiatan ini memadukan usaha peternakan sapi dengan perkebunan kelapa sawit,” paparnya.
Integrasi sapi dan kelapa sawit sendiri dinilai menjadi langkah paling efektif dalam memanfaatkan limbah-limbah yang dihasilkan. Diantaranya dari perkebunan kelapa sawit yang menghasilkan limbah pelepah, dapat dijadikan sebagai pakan sapi, setelah melalui tahapan pencacahan dan pengolahan lainnya. Pakan yang dihasilkan dari pelepah dapat diberikan kepada sapi, yang hal tersebut secara tidak langsung dapat membantu peternak apabila kekurangan ketersedian pakan rumput. Usai pelapah hasil olahan diberikan dan dimakan sapi serta melewati metabolisme pencernaan, sapi akan menghasilkan kotoran yang nantinya dapat diolah menjadi pupuk.
“Sejauh ini, pengolahan pupuk yang dilakukan oleh masyarakat ataupun kelompok tani pada umumnya berupa pupuk kompos kering. Melalui pelatihan ini, kelompok tani harus diberikan wawasan dan ilmu baru, agar bisa mengoptimalkan limbah-limbah yang dihasilkan. Sehingga dengan adanya pelatihan pembuatan 3-Bio ini diharap bisa diterapkan oleh kelompok tani nantinya,” tambah Yulian.
Sementara itu, usai memberikan pelatihan dan evaluasi praktik kepada anggota kelompok tani dalam penerapan teknologi 3-Bio di hari kedua, Prof. Adriani selaku dosen Fakultas Peternakan UNJA sekaligus ketua pelaksana dari PUI SIFAS UNJA menuturkan, dalam pelatihan yang telah diberikan, kelompok tani diharap mampu mengetahui jenis-jenis bahan yang dapat dimanfaatkan dari lingkungan sekitar, sehingga tidak perlu lagi kesulitan mencari bahan baku dalam pembuatan teknologi 3-Bio tersebut.
“Jika dilihat dari diskusi bersama, masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani sudah mampu untuk memahami terkait tata cara pembuatan, hanya saja perlu dipertegas beberapa prinsip pelaksanaan yang dirasa penting. Salah satunya alasan kenapa menggunakan bahan-bahan tersebut, sehingga nantinya jika ada orang lain yang bertanya, anggota kelompok bisa memaparkan jawabannya dengan baik,” tuturnya.
“Tidak hanya itu, kegiatan ini nantinya akan berkelanjutan. Dari hasil pembuatan 3-Bio tersebut akan langsung diterapkan kepada tanaman hidroganik yakni perpaduan antara hidroponik dan organic, dimana bahan organik tersebut dapat dihasilkan sendiri. Penerapan ataupun pengaplikasian akan dilakukan di tanah-tanah pekarangan rumah dengan menanam sejumlah sayuran. Sementara itu guna melihat apa yang menjadi kendala para anggota, kelompok tani telah diberikan bibit sayuran untuk ditanamkan dengan penerapan teknologi 3-Bio terhadap penanaman dengan metode hidroganik. Pada Agustus akan dilakukan pengecekan dan evaluasi terkait keluhan dan kendala yang dihadapi masyarakat,” tambahnya.
Atas pelatihan ini, Parli selaku Ketua Kelompok Tani Suka Maju Desa Kota Baru, mengucapkan terima kasih atas pelatihan yang sangat bermanfaaf. Dimana pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan anggotanya dalam memanfaatkan potensi bahan-bahan sekitar lingkungan yang dapat diterapkan pada teknologi 3-Bio.
“Kami mewakili seluruh anggota Kelompok Tani Suka Maju mengucapkan terima kasih kepada PetroChina yang telah berkenan menambah ilmu untuk bisa diterapkan nantinya. Dari pelatihan yang telah berlangsung, meski masih ada beberapa anggota yang mungkin kesulitan memahami, namun berkat adanya praktik langsung, beberapa anggota menjadi lebih mudah memahami karena melihat secara langsung tahap pembuatan yang dicontohkan narasumber. Kami berharap pelatihan sejenisnya akan ada di lain waktu, agar bisa mengasah lagi kemampuan para anggota.” tuturnya.
Pelatihan ini dilangsungkan selama 2 hari, yakni 26 – 27 Juli 2021, dimana pada hari pertama terdapat 36 peserta dari anggota Kelompok Tani Suka Maju yang hadir dan mengikuti pelatihan. Kegiatan ini diharap dapat menjadi langkah startegis dalam upaya mencapai kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan kemampuan, wawasan, dan penerapan berupa aksi di lapangan dalam mempraktikan pelatihan yang diberikan, sehingga kedepannya dari hasil pengolahan limbah yang dilakukan dapat dikomersilkan dan menjadi pendapatan ekonomi bagi kelompok tani. (*)