Penampilan Teater Tanjak “Ambong” Sukses Curi Perhatian Ratusan Penonton, Videonya Tonton Disini
Penampilan Teater Tanjak “Ambong” Sukses Curi Perhatian Ratusan Penonton, Videonya Tonton Disini
SERAMBIJAMBI.ID, TANJAB BARAT – Pemuda-Pemudi asal Kabupaten Tanjab Barat yang menamakan dirinya Sanggar Seni mereka yaitu Teater Tanjak (Tanah Berpijak) sukses menggelar dan menampilkan pertunjukan teater Ambong, Sabtu (22/2/20) malam, bertempar di Balai Pertemuan Kantor Bupati Tanjab Barat.
Pertunjukan teater itu dihadiri dan disaksikan langsung oleh Ketua DPRD Tanjab Barat, Anggota DPRD Tanjab Barat, Kapolsek Tungkal Ilir, Ketua KNPI Tanjab Barat, Komunitas serta ratusan masyarakat.
Dalam penampilannya, adegan per adegan teater tersebut membuat penonton menjadi terpukau. Pertunjukan yang dipersiapkan sejak kurang lebih satu bulan yang lalu ini berhasil mencuri perhatian ratusan penonton.
Abdul Rahman selaku Sutradara pertunjukan teater ini saat ditemui serambijambi.id usai pertunjukan mengatakan, alur cerita ini menceritakan kisah cinta yang terhalang oleh harta.
“Untuk naskah cerita ini punya atau karya Almarhum Chairani Erbaiti, S.Pd, ini teater dari Pekanbaru karena di Pekanbaru rata-rata penghasil kelapa dan di Tungkal pun sama, maka kami angkat cerita yang sama.
Untuk persiapan pementasan ini memakan waktu kurang lebih satu bulan persiapan, namun, itupun tidak setiap hari karena ada jadwal latihannya,” terangnya
Harapan kami ke Pemerintah itu tidak banyak, ya cukup dipermudah dalam sarana dan prasarana. ”Kami kadang latihan di lapangan Kodim 0419/Tanjab dan kadang di halaman Kantor Bupati. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak Kodim dan Pemkab yang telah mengizinkan kami untuk latihan,” sebutnya
Harapan kami juga, agar sekolah SMP dan SMA di Tanjab Barat ini bisa mempunyai sanggar teater karena festival teater setiap tahun ada diselenggarakan di Jambi,” tambahnya
Ditempat yang sama, Ketua DPRD Tanjab Barat, Mulyani Siregar menyampaikan, kegiatan ini sangat bagus, inikan temanya mengangkat kearifan atau kebudayaan lokal.
“Kedepan, semua kearifan lokal diharapkan agar ditampilkan adik adik kita (Teater Tanjak). Kita berharap Pemkab Tanjab Barat dapat mensuport kegiatan ini, tidak boleh berpangku tangan dan harus kita dorong anak anak muda ini karena ini merupakan kegiatan yang sangat positif,” ujarnya
Syufrayogi Syaiful, anggota DPRD Tanjab Barat menyampaikan, kegiatan ini sangat bagus, menarik, insipiratif dan kreatif. Ini cerminan anak muda Tanjab Barat yang menghargai historisnya, menghargai budayanya. Cermin anak muda yang maju itu bisa mengolah kembali budaya-budayanya, mengingat kembali historis budayanya.
Bagi saya pribadi sangat mengapresiasi dan mendukung penuh kegiatan seperti ini. Mudah-mudahan kedepannya bisa mengangkat kembali budaya-budaya daerah dalam pertunjukan teater seperti ini.
“Ya, kita berharap Pemkab Tanjab Barat harus dukung kegiatan ini dan teman-teman DPRD harus memberikan masukan sama Pemkab untuk mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini,” ujarnya
Sementara, Dadang Ginanjar Ponda selaku Ketua KNPI Tanjab Barat menyampaikan, kegiatan ini sangat bagus dan sangat menarik. Bisa kita lihat antusias masyarakat begitu wah, setelah lama vakumnya teater ini.
Kita sebagai organisasi yang mewadahi organisasi kepemudaan sebisa mungkin mudah-mudahan ditahun depan kita rangkul kesenian ini, terutama teater, tari dan lain sebagainya.
“Insha Allah ini bisa menjadi cikal-bakal berkembangnya teater di Tanjab Barat. Kita berharap kedepannya mereka harus berani tampil tidak hanya di kelas Kabupaten, namun bisa tampil di Provinsi maupun Nasional,” tandasnya
Untuk diketahui, Sinopsis teater yang berjudul “Ambong” karya Chairani Erbaiti tersebut menceritakan tentang alat pengangkut buah kelapa sebelum disalai diatas langkau yang biasa dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Tanjab Barat. Kegiatan ini selalu dilakukan oleh Rohiman (Datuk) ketika musim buah kelapa yang membuat Rohimah (nenek) mengagumi dan mencintainya.
Pandangan hidup sangat mempengaruhi cara menyikapi semua persoalan yang di hadapi selama ini. Tuhan menciptakan kasih dan sayang, agar sesama manusia saling menjaga, berbalik-balik menuhi kebutuhan satu sama lain.
Akan tetapi, tidak semua manusia mau memandang manusia sebagai manusia, sebab tertutup oleh harta dan benda, fisik, cinta yang salah, benci yang terlalu dan dendam yang berlebihan.
Seperti kisah Imah dan Iman yang hidup damai dengan merawat dan mengelola sumber daya alam sekaligus berjuang untuk cinta sejatinya yang dibatasi tembok ekonomi atau kemiskinan. (SJ)
VIDEONYA : TONTON DISINI