SERAMBIJAMBIJAMBI.ID, JAMBI – Kejadian dugaan pelecehan seksual dengan terduga yang melakukan pelecehan seksual tersebut ternyata merupakan oknum pegawai di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Saifudin Jambi dan ternyata kejadian seperti ini bukan pertama kalinya terjadi.
Sebelumnya beredar Informasi bahwa oknum dosen di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi juga pernah kepergok bersama dengan mahasiswi nya di salah satu hotel di Kota Jambi. “Hal itu juga menjadi pembahasan yang disampaikan oleh ratusan mahasiswa yang berunjuk rasa.
Saat dikonfirmasi hal tersebut, Rektor UIN STS Jambi, Hadri Hasan melalui Wakil Rektor II UIN STS Jambi, Hidayat mengatakan bahwa terhadap permasalahan tersebut pihaknya sudah memangil oknum dosen tersebut yang di ketahui berinisial AS.
“Dikatakanya bahwa permasalahan oknum dosen tersebut dipegang olehnya untuk diselesaikan. Ia mengaku telah memangil Dekan Fakultas Dakwah, terkait hal tersebut.
Kemudian pak Samsu Dekan Fakultas Dakwah setelah mewawancarai pak AS, menyampaikan kepada saya, tapi dalam penyampaian pak Samsu kalau pak AS tidak terlibat,”ujarnya
Lebih lanjut disampaikannya bahwa berdasarkan keterangan tersebut, akhirnya Hidayat meminta kepada Samsu untuk menyuruh AS menemui dirinya.
“Namun, sampai dengan saat ini, AS tidak menemuinya. Sampai dengan saat ini AS belum menemui saya,” ucapnya.
Sementara itu, terkait dengan tidak di izinkannya Media meliput penyegelan dalam aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa yang terkesan di tutupi?. Hidayat mengatakan, bahwa hal tersebut sesuai dengan hasil mediasi antara pihak kampus dengan perwakilan mahasiswa.
“Tadi begini, tujuan kami kalo penyegelan itu menyalahi aturan hukum nanti anak-anak kami kan bersangkutan dengan hukum./Makanya kita negosiasi bagus-bagus tadi, kalo nempelkan itu tidak ada masalah ya silahkan saja, kami takut kalo di tempel sore nanti ada yang tertangkap kan anak-anak kami juga yang kena,” kata Hidayat menerangkan.
Adapun terhadap kejadian ini bisa menimbulkan bahaya, setelah Hidayat mengatakan hal tersebut menjadi pelajaran bersama. Jangan sampai kejadian mengenai pelecehan seksual, apalagi di lingkup civitas akademi terjadi lagi.
“Mungkin itu pelajaran kita semua, semoga tidak terulang lagi kejadian ini. Memang di kampus perguruan tinggi ini mulai dari dosen, pejabat, sampai mahasiswa, karyawan, kalo ada yang asusila tidak ampun memang wajib diberhentikan, kalo mahasiswa kita keluarkan,” pungkasnya (Noval)