Kasus Covid-19 di PetroChina, Hasil Contact Tracking: 60 Orang Warga Pematang Lumut Akan Dirapid Test dan Uji Swab
Kasus Covid-19 di PetroChina, Hasil Contact Tracking: 60 Orang Warga Pematang Lumut Akan Dirapid Test dan Uji Swab
SERAMBIJAMBI.ID, TANJAB BARAT – Pasca adanya belasan karyawan PT PetroChina Internasional Jabung Ltd yang terkonfirmasi positif Covid-19, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tanjab Barat Barat akan melakukan Rapid Test dan Uji Swab terhadap 60 orang lebih warga Pematang Lumut Kecamatan Betara Kabupaten Tanjab Barat.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjab Barat, dr. Hj. Andi Pada, M.Kes yang juga merupakan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tanjab saat dikonfirmasi serambijambi.id, Senin (27/7/20).
Disampaikannya, nanti kami akan melakukan Rapid Test dan Uji Swab terhadap 60 orang lebih warga Pematang Lumut.
“60 orang itu berdasarkan data dari hasil contact tracking yang telah dilakukan sebelumnya.
Dan tidak menutup kemungkinan, data contact tracking tersebut bisa bertambah, karena petugas masih melakukan contact tracking di lapangan,” jelasnya
Untuk diketahui, melansir dari situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), contact tracking dapat dilakukan dengan tiga cara antara lain.
1. Mengidentifikasi Kontak
Jika seseorang dikonfirmasi telah terinfeksi suatu virus, maka seseorang tersebut akan ditanya perihal aktivitas yang telah mereka lakukan dan dengan siapa saja mereka telah bertemu. Mulai dari keluarga, teman di kantor hingga penyedia layanan kesehatan.
2. Mendata Kontak
Siapapun yang telah berhubungan langsung dengan orang yang terjangkit virus, maka mereka juga memiliki potensi untuk tertular. Oleh karena itu, diperlukan pendataan kontak siapa saja yang telah bertemu dengan orang yang telah terjangkit virus.
Jika mereka memiliki gejala terjangkit virus tersebut, maka diperlukan karantina diri baik dilakukan di rumah maupun rumah sakit.
3. Kontak tidak lanjut
Hal ini dilakukan agar tetap dapat memantau setiap orang yang telah masuk dalam data kontak serta untuk mengetahui kondisi terkini mereka.
Karantina secara mandiri juga dapat dilakukan agar penyebaran virus tidak meluas.
Contact tracking dapat dilakukan berminggu-minggu, hingga dapat diketahui apakah orang yang masuk dalam data memberikan tanda-tanda tertular virus atau tidak.
Apabila terinfeksi, biasanya orang tersebut akan merasakan gejala seperti batuk, demam ataupun sakit kepala. (SJ)