Resahkan Warga, Petugas Gabungan Bongkar Paksa Warung Remang-Remang di Batang Asam

0

SERAMBIJAMBI.COM, BATANG ASAM – Pihak Satuan Polisi Pamong Praja bersama Tim Gabungan dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat merazia warung remang-remang di Kecamatan Batang asam. Hasilnya Lima warung remang-remang yang berada di Kebun Kosong, Desa Rawang Kempas, Kecamatan Batang Asam di tutup paksa oleh petugas, Rabu (25/4/18)

Penutupan paksa ini, merupakan tindak lanjut dari perjanjian antara pemilik dengan satuan penegak perda yang di buat pada Desember 2017 silam.

Selain itu, penutupan dan pembongkaran paksa dilakukan karena warung remang remang itu terbukti melanggar Perda Nomor 05 Tahun 2005 Tentang Ketertiban Umum dan Perda Nomor 09 Tahun 2014 Tentang Pelarangan Prostitusi dan Perbuatan Asusila.

Dibawah komando Kasat Pol PP Tanjab Barat Syamsul Jauhari, S.Sos dan disaksikan puluhan warga desa, satu persatu jendela dan pintu kamar  yang sengaja disediakan oleh pemilik usaha di bongkar paksa oleh petugas gabungan menggunakan linggis dan godam.‎

Setelah di bongkar, jendela dan pintu pun langsung di bakar. Tidak hanya itu, puluhan kasur dan selimut yang di temukan dalam kamar turut dibakar.

BACA JUGA :

“Sengaja kita bakar, supaya tidak bisa di gunakan lagi,”terang Syamsul Juhari saat dikonfirmasi, Rabu (25/4/18)

Namun sayangnya, tidak ada yang berhasil diamankan pada saat penggerebekan tersebut karena para pekerja yang bekerja di kafe remang-remang tersebut sudah pergi meninggalkan Cafe.

Pada saat pembongkaran sendiri lanjut Kasat tidak ada perlawanan dari pemilik warung remang-remang karena pada dasarnya aktivitas ilegal tersebut sudah pernah diberikan arahan untuk segera membongkar dan menutup Cafe yang meresahkan warga.

“Bersama tim gabungan yang terdiri dari Satpol PP Tanjab Barat, Polres Tanjab Barat, Kodim 0419/Tanjab, Polsek Tungkal Ulu dan Koramil Tungkal Ulu kita membongkar paksa warung remang-remang tersebut. Tidak ada perlawanan dari pemilik warung namun para pekerjanya memang sudah tidak ada di tempat padahal kita ingin memberikan sosialisasi kepada mereka karena kita juga ada dinas sosial yang akan membantu jika ada dari para pekerja tersebut ingin pulang ke daerahnya atau ingin dibina di Panti Sosial,” imbuhnya.

Ia juga menghimbau kepada warga masyarakat sekitar akan terus memantau daerahnya dari aktivitas warung remang-remang sehingga masyarakat bisa aman dan tidak terganggu dari kegiatan tersebut.

“Terlihat tadi masyarakat di sana senang melihat kita membongkar aktivitas warung remang-remang tersebut saya juga berpesan kepada masyarakat agar terus memantau situasi apa lagi sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan,” tutupnya.

Menanggapi pembongkaran warem ini disambut antusius masyarakat. Tika, salah seorang warga RT 04 yang turut menyaksikan pembongkaran mengaku sangat senang atas penutupan tempat tersebut.

“Jelas kami sangat senang. Karena aktifitas mereka (pemilik warem,red) sangat mengganggu ketenangan warga,”ungkapnya yang juga di amini warga lainnya.

Terpisah, Martius Ginting pemilik salah satu warung remang ini meminta petugas tidak melakukan pembongkaran, karena akan di jadikan tempat tinggal.

“Tolong jangan di bongkar pak, bangunan ini akan saya buat sebagai tempat tinggal. Saya janji, tidak akan buka usaha yang gituan lagi,” pintanya.

Sama halnya dengan Martius, Siti Nurbaya, yang juga pemilik warem meminta petugas tidak membongkar bangunan miliknya.

“Saya akan bongkar sendiri saja pak, karena bahannya akan saya gunakan buat yang lain,”harapnya sembari mengaku sudah tiga bulan menutup tempat usahanya.‎

Kepada awak media, Ibu dari tiga orang anak ini, menyebutkan bahwa para pekerja seks komersial sudah pada pulang kekampung halaman masing-masing. (tim)

Comments
Loading...